BANDAR LAMPUNG, Saibetik.com – Bebas menjalani masa hukuman dari Lapas Khusus Kelas IIB Sentul, Bogor Jawa Barat, Edi Santoso (48) mantan narapidana teroris (Napiter) berencana membentuk Paguyuban Mangku Bumi Putra Lampung.
Warga Kecamatan Panjang Bandar Lampung, bersama tiga mantan napiter lainnya, membentuk wadah untuk menjalin silaturhami. Serta membangun kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menyosialisasikan paham anti radikalisme.
“Tujuannya untuk mengajak para mantan napiter kembali untuk patuh dan mencintai NKRI. Kan tidak mudah untuk dapat kembali membaur dengan masyarakat pada umumnya, untuk itu kami sering melakukan kegiatan sosial,” kata Edi, dalam rilis yang diterima Saibetik.com, Selasa (19/4/2022).
Kehidupan didalam lapas membuat perubahan, Edi mengaku merasa khusyuk menjalani ibadah. Dan tenang menjalani kehidupan normal setelah terlepas dari ikatan organisasi kelompok radikal yang dilarang oleh pemerintah.
“Ramadhan tahun ini begitu bermakna karena bisa menjalankan ibadah sesuai dengan syariah agama Islam yang sesungguhnya. Bisa kembali ke jalan yang benar saya merasa seperti bayi yang terlahir kembali,” kata Edi.
Ia menceritakan, saat terlibat dalam kelompok teroris banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam. Salah satunya dengan mudah mengkafirkan sesama umat Islam, karena bertentangan dengan paham kelompok radikal.
“Karena kalian berbeda dan tidak mengikuti pemahaman saya. Bahkan saya menganggap sebagai alat pembenar dan dulu tidak saya sadari hal itu,” ucap Edi.
Edi mengingatkan masyarakat khususnya generasi muda tidak terjerumus serta mewaspadai ajakan kelompok paham radikal, yang berlabel agama Islam. Bahkan dirinya menilai, bukan tidak mungkin bibi jaringan teroris yang saat ini sedang diberantas oleh aparat penegak hukum dapat bangkit kembali.
“Perlu perhatian dari pemerintah serta pengawasan ekstra dari keluarga dan lingkungan sekitar, agar anggota keluarga kita tidak mudah terpengaruh maupun terjerumus dalam kelompok radikal terlarang” jelas dia.
Dengan meningkatkan ukhuwah islamiyah, serta memperkuat habluminallah dan habluminannas. Seperti rajin beribadah dan mempererat tali silaturahmi antar sesama, terlebih kepada umat islam yang satu aqidah.
“Itu bisa mencegah penyebaran paham atau kelompok radikal untuk berkembang di tengah tengah masyarakat. Bahkan secara luas dapat menciptakan situasi kondusif dan aman di Provinsi Lampung tanpa adanya aksi teror,” imbuh dia.
Untuk menambah kesibukannya, Edi berencana membuka usaha kuliner dan percetakan konveksi sesuai dengan keterampilan yang didapat saat berada dalam binaan pemasyarakatan.
“Buka usah bersama rekan Paguyuban Mangku Bumi Putra Lampung. Bahkan tawaran untuk menjadi narasumber atau pemateri terkait kelompok atau paham radikal, pernah dilakukannya bersama unsur kepolisian,” pungkasnya.
Laporan Siska Purnama