SAIBETIK – Sastrawan Lampung Udo Z Karzi kembali menorehkan prestasi gemilang dengan memenangkan Hadiah Sastra Rancage 2025 atas kumpulan cerpennya Minan Lela Sebambangan: Selusin Cerita Buntak. Ini merupakan kemenangan ketiganya dalam ajang prestisius ini setelah sebelumnya meraih penghargaan di kategori puisi (2008) dan novel (2017).
Pengumuman pemenang disampaikan oleh Etti RS, Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage, dalam sebuah acara di Gedung Perpustakaan Ajip Rosidi, Bandung. Menurut Etti, karya Udo berhasil mengungguli dua karya lainnya di kategori Sastra Lampung, yaitu Lehot Meranai Sai Jama Kundang Ni karya Edy Samudra Kertagama dan Ranglaya Mulang karya Elly Dharmawanti.
“Minan Lela Sebambangan adalah contoh nyata betapa pentingnya menghidupkan dan melestarikan bahasa serta tradisi budaya Lampung di era globalisasi,” ujar Etti saat mengumumkan pemenang.
Sastra Daerah Lainnya Juga Terima Penghargaan
Tidak hanya untuk karya sastra Lampung, penghargaan Hadiah Sastra Rancage 2025 juga diberikan kepada sastrawan dari daerah lainnya. Di antaranya:
Sastra Sunda: Anggota Dewan Ngagantung Maneh karya Hidayat Soesanto
Sastra Jawa: Dalan Sidhatan karya St Sri Emyani
Sastra Bali: Renganis karya Komang Sujana
Sastra Batak: Perhuta-Huta Do Hami karya Panusunan Simanjuntak
Sementara itu, penghargaan Hadiah Jasa diberikan kepada Us Tiarsa, seorang tokoh penting dalam dunia sastra Sunda, yang telah berkontribusi lebih dari 60 tahun dalam dunia literasi.
Keunggulan Minan Lela Sebambangan
Farida Ariyani, juri sastra Lampung, memberikan apresiasi tinggi pada karya Udo. Ia menyatakan bahwa Minan Lela Sebambangan tidak hanya menyajikan cerita menarik, tetapi juga berhasil menggali nilai-nilai kearifan lokal Lampung, serta mempertahankan kekayaan budaya dan bahasa daerah dalam menghadapi tantangan globalisasi.
“Karya ini memberikan pembaca kesempatan untuk lebih mengenal kehidupan masyarakat Lampung, mulai dari tradisi perkawinan, hingga konflik sosial yang ada di dalamnya,” ungkap Farida.
Regenerasi Sastrawan Lampung: Tantangan Besar
Meski meraih kemenangan, Udo Z Karzi mengungkapkan keprihatinannya terhadap masa depan sastra Lampung. Ia mencatat bahwa minimnya karya sastra Lampung yang diterbitkan pada tahun 2024 menjadi tantangan besar untuk perkembangan sastra daerah ini. “Saya merasa senang, tapi juga prihatin. Tanpa regenerasi yang kuat, sulit untuk mengembangkan sastra Lampung,” ujarnya.
Sementara itu, Etti RS menyebutkan bahwa sebagian besar penulis sastra daerah sudah berusia di atas 50 tahun, dengan sedikit penulis muda yang muncul. Yayasan Rancage berencana untuk melakukan riset untuk mencari tahu penyebab kurangnya regenerasi dan mencari solusi jangka panjang.
Harapan untuk Masa Depan Sastra Lampung
Udo berharap agar sastra Lampung dapat berkembang lebih pesat dengan dukungan yang lebih besar dari masyarakat dan pemerintah. Ia juga menginginkan lebih banyak karya sastra Lampung yang diterbitkan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
“Sastra Lampung harus terus berkembang. Saya berharap lebih banyak karya-karya baru yang dapat mencerminkan kekayaan budaya kita dan diterima dengan baik oleh masyarakat,” kata Udo.
Pemenang Hadiah Sastra Rancage 2025 akan menerima piagam penghargaan dan hadiah uang tunai sebesar Rp 7 juta, yang akan diserahkan dalam waktu dekat.***