SAIBETIK– Komitmen pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan kembali digaungkan melalui kunjungan kerja Zita Anjani, utusan presiden bidang pariwisata sekaligus istri Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama, ke Pantai Setigi. Kegiatan ini menjadi bagian dari kampanye nasional yang menekankan edukasi lingkungan dan kearifan lokal dalam dunia pariwisata.
Dalam acara tersebut, Zita Anjani didampingi Putri Indonesia Pariwisata 2023 Lulu Zaharani Krisna, Duta Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, serta Mekhanai Lampung Selatan. Salah satu momen penting adalah pelepasan tukik (anak penyu) ke laut sebagai simbol pelestarian habitat laut dan dukungan nyata terhadap ekosistem laut yang sehat. Kegiatan ini disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Lampung Selatan, Kurnia Oktaviani, dan unsur pimpinan kecamatan Kalianda.
Pantai Setigi, sebagai destinasi wisata unggulan di Lampung Selatan, menawarkan konsep “Harmony with Nature.” Di area pantai berdiri Our Beach Café Batok Kelapa, kafe tematik yang menyuguhkan perpaduan kuliner lokal dan modern dengan nuansa interior alami yang menyatu dengan keindahan alam sekitar. Fasilitas yang ramah keluarga seperti sun lounger, tempat duduk kayu, dan gazebo menambah kenyamanan pengunjung.
Zita Anjani menegaskan bahwa pariwisata yang berkelanjutan harus menjaga kelestarian alam. “Wisata yang baik adalah wisata yang tidak merusak, tetapi justru merawat. Melalui pelepasan tukik ini, kami ingin memberi contoh bahwa pelestarian alam harus seiring dengan kemajuan destinasi wisata,” ujarnya.
Kurnia Oktaviani menyambut positif sinergi antara pemerintah pusat dan daerah ini sebagai langkah konkret memajukan pariwisata berwawasan lingkungan dan edukasi. Ia menegaskan bahwa Lampung Selatan akan terus mengembangkan pariwisata yang tidak hanya menonjolkan keindahan alam, tapi juga mengangkat nilai budaya dan kelestarian lingkungan.
Dengan kampanye ini, diharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga ekosistem laut meningkat, sekaligus mendorong pertumbuhan pariwisata yang inklusif, edukatif, dan ramah lingkungan di Bumi Khagom Mufakat.***