BANDAR LAMPUNG, Saibetik.com – Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara diharapkan mampu mendorong kemajuan ekosistem industri kopi Tanah Air. Dan mampu mengakomodasi kepentingan pelaku bisnis kopi dalam negeri, untuk berdaya saing global.
Hal tersebut disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir, selepas meresmikan PMO yang terdiri dari BUMN, Swasta Nasional, Asosiasi, dan Lembaga Research and Development (R&D), di Gudang Industri Kopi Campang Raya, Minggu (30/1/2022).
Menteri Erick menyebut saat ini Kementerian BUMN tengah membangun suatu ekosistem untuk mendukung perkembangan produksi kopi di Indonesia, untuk mewujudkan kesejahteraan petani kopi di Indonesia. Mengingat 96% produksi kopi dilakukan oleh para petani asli.
“BUMN merupakan kapal induk besar yang menyatukan semua pihak untuk membangun keseimbangan ekonomi, mendukung pertumbuhan bisnis untuk semua, dan menyejahterakan masyarakat. Karena itu, kita berani untuk membangun suatu ekosistem bernama ekosistem makmur, yang sudah berjalan itu kemarin padi, jagung, dan tebu, dan sekarang kopi,” ujar Erick.
Menteri Erick juga menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kementerian BUMN ingin membuat ekosistem kopi Indonesia agar dapat bersaing dengan dunia karena Indonesia menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia dan memiliki permintaan konsumsi kopi dalam negeri yang meningkat pesat selama satu dekade terakhir. Hal ini, lanjut Erick, sesuai dengan apa yang terus didorong oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Kementerian BUMN, yaitu untuk menjadikan Indonesia Maju, Indonesia Makmur, dan Indonesia Mendunia. Kopi nusantara harus merajai dunia.
Ketua PMO Kopi Nusantara Dwi Sutoro menyebut tiga unsur dari tujuan dibentuknya PMO, yaitu untuk memperbaiki ekosistem dan supply chains bisnis kopi tanah air melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani melalui pelatihan dan bimbingan, serta membangun digital platform untuk komoditas kopi.
“Tahun ini kita coba dulu dalam enam pilot projects di empat daerah. Ada potensi replikasi hingga jutaan hektar jika kita mau karena 96% lahan kopi kita adalah milik rakyat, tapi tentu ini harus dilakukan secara bertahap dan bukan hanya tugas BUMN saja untuk melakukannya,” ujar Dwi yang juga selaku Direktur Pemasaran Holding BUMN Perkebunan Nusantara PTPN III.
Sementara, Tenaga Ahli Menteri BUMN Bidang Global Value Chains Reynaldi Istanto menyampaikan bahwa traceability komoditas kopi yang dikembangkan platform digital, akan meningkatkan nilai tambah kopi Indonesia di mata dunia.
“Keberadaan ekosistem industri kopi Indonesia yang didukung dengan kolaborasi seluruh pihak serta platform digital untuk memastikan traceability dari produk kita akan memberikan nilai tambah lebih tinggi kopi Indonesia di pasar global. Ekosistem kopi ini juga kami harapkan bisa membuat harga kopi menjadi kompetitif baik di kalangan petani hingga pelaku UMKM sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” ujar Reynaldi yang ditunjuk oleh Erick Thohir menjadi Wakil Ketua PMO.
Komitmen BUMN dan berbagai pihak dalam PMO Kopi Nusantara tidak hanya berhenti pada masalah peningkatan produktivitas dan supply chains saja, namun juga pada penyediaan off-taker untuk membeli hasil panen petani dengan harga yang kompetitif.
“Kita akan terus dorong komoditas kopi nusantara untuk mengambil peran penting dalam global value chains industri kopi dunia,” pungkas Reynaldi.
Laporan Redaksi Saibetik