SAIBETIK – Dalam pembukaan Pekan Fintech Nasional (PFN) 2020 Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut bahwa dua poin menuju Indonesia Maju, yaitu Optimis dan Digitalisasi.
Perry memaparkan, bentuk Optimis seperti diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2020 membaik begitu pula proyeksi di triwulan IV, dan optimis bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mencapai 5% dan lima tahun ke depan mencapai 6%. Sementera digitalisasi, merupakan salah satu kunci sumber pertumbuhan ekonomi ke depan
“Selaras dengan transformasi digital yang digagas oleh Presiden RI, BI pada tahun 2019 memulai transformasi digital pada sistem pembayaran dengan meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025,” ungkap Perry, dikutip dari laman resmi ojk.go.id.
BSPI tersebut, yang sekarang telah mengalami kemajuan yang luar biasa dengan inisiatif-inisiatif, pertama QRIS, yang telah mencapai lebih dari 5 juta merchant di seluruh Indonesia, kedua mendorong digitalisasi perbankan dan interlink dengan fintech melalui standarisasi API. Ketiga, BI-FAST yang mendukung infrastruktur SP ritel yang real-time, 24/7, dan efisien, serta 4) reformasi pengaturan pembayaran digital.
“Digitalisasi sistem pembayaran berperan sangat penting untuk mendukung transformasi digital ekonomi dan keuangan,” imbuhnya.
Sedangkan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, mengatakan, digitalisasi Sektor Jasa Keuangan harus didukung dengan iklim regulasi yang memadai untuk menghindari regulatory arbitrage dan praktik moral hazard. Serta tetap melindungi kepentingan konsumen namun tetap kondusif mendukung inovasi.
“Sehingga ke depannya penting untuk disiapkan percepatan penerbitan UU Perlindungan Data Pribadi dan UU Keamanan dan Ketahanan Siber, melakukan enhancement ketentuan dengan prinsip Same Business-Same Risks-Same Rules, memperkuat pengawasan berbasis teknologi (Suptech) bagi seluruh LJK dan Perusahaan Fintech, melakukan enhancement regulatory sandbox dan mengoptimalkan peran SRO seperti AFTECH dan AFPI dalam pelaksanaan pengawasan market conduct,” pungkasnya.
PFN 2020 dibuka langsung Presiden Jokowidodo, membahas seputar “Digital Transformation to Accelerate Indonesia’s Economic Recovery”. Kegiatan yang akan berlangsung dari 11-25 November 2020 diawali dengan kegiatan Indonesia Fintech Summit (IFS) 2020 pada 11-12 November, yang bertemakan “To Survive and To Thrive: Accelerating National Economic Recovery through Concerted Efforts in the Digitization of Indonesia’s Financial Services”.
Dua hari pelaksanaan IFS 2020 ini juga diramaikan oleh pembicara dari kancah internasional seperti Direktur Pembiayaan MPOWER Scott Mackenzie Wallace, Pejabat Program Layanan Keuangan untuk masyarakat Miskin Yayasan Bill & Melinda Gates Brooke Patterson, Direktur Regional Wechat Pay Aaralyn Tong.
“Sejumlah pembicara yang hadir tidak hanya dari dalam, tetapi juga luar negeri karena kami melihat penting untuk tidak hanya belajar dari negeri sendiri. Kini waktunya melangkah lebih besar dengan saling bertukar wawasan, sehingga kita dapat mewujudkan sinergi yang lebih baik bagi ekosistem fintech,” tutup Niki Luhur.
Informasi lebih lanjut mengenai rangkaian kegiatan IFS 2020 dan PFN 2020 serta beragam promosi menarik dapat dilihat melalui situs www.fintechsummit.co.id.(SAI01)