BANDAR LAMPUNG – Hampir 90% pembentukan inflasi di Provinsi Lampung merupakan sumbangsih dari Kota Bandar Lampung.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bank Indonesia (BI) KPw Provinsi Lampung Budiharto Setyawan, usai menghadiri rapat High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) Kota Bandar Lampung tahun 2021, Kamis (2/9/2021).
Dengan begitu, sambungnya, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandar Lampung sangat penting menggelar High Level Meeting (HLM) guna koordinasi pengendalian inflasi.
“Kegiatan ini menjadi sangat penting karena Bandar Lampung memberikan sumbangan terhadap inflasi di Provinsi Lampung yang dominan atau sangat besar. Hampir 90% pembentukan inflasinya dikembangkan kota Bandar Lampung,” kata Budiarto.
Sebagai konsentrasi Pemerintah Kota (pemkot) Bandar Lampung dalam mengatasi disegmentasi komoditi pasar tradisional. (TPID) melaunching Aplikasi Sistem Informasi Harga Bahan Pokok untuk melihat pergerakan harga pangan di pasar.
“Ibu walikota sangat konsen untuk memantau harga harga pangan yang bergejolak. Dan pada kesempatan ini beliau melaunching program unggulan TPID, yaitu berupa sistim informasi harga bahan bahan pokok kota Bandar Lampung,” ungkapnya.
Baca : http://saibetik.com/2021/09/02/klik-link-ini-untuk-lihat-harga-komoditi-di-pasar-tradisional/
Budiarto berharap dengan diresmikannya aplikasi tersebut, bisa memberikan informasi pergerakan harga dan bisa menjadikan indikator dini apabila terjadi gejolak harga pangan.
“Sistemnya, jika kolom berwarna merah itu menjadi indikator dini, dan harus kita waspadai jika kolom merah terjadi beberapa hari harus dilakukan aktivitas dengan melakukan intervensi dan operasi pasar, pasar murah misalnya. Dan jika indikatornya hijau berarti harga sedan turun,” jelasnya.

Menurut Budi, yang harus dilakukan dalam mengendalikan inflasi dengan menstabilkan harga pasar. Yakni dengan mengamati pergerakannya melalui aplikasi tersebut.
“Meskipun harganya sesang turun, namun tidak turun jauh karena menyangkut keuntungan bagi petani. Jadi yang penting agar mengendalikan inflasi itu, harganya stabil, bukan rendah sekali atau tinggi sekali. Harganya tetap dijaga,” pungkasnya.
Laporan Siska Purnama