SAIBETIK – Keputusan panitia Musyawarah nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Munas Kadin yang tetap digelar, membuat sejumlah Ketua Umum Kadin Daerah (Kadinda) kecewa.
Panitia Munas VIII Kadin dinilai tidak peka terhadap permintaan para Kadinda yang menginginkan kegiatan tersebut ditunda, lantaran masih dalam masa Pandemi Covid-19 yang terus meningkat.
“Panitia cq Ketum mesti peka dan tanggap, penyebaran covid semakin tinggi, dan mengkhawatirkan. Munas Kadin akan melibatkan peserta sekitar 500 orang, pasti terjadi kerumunan. Sudah seyogyanya Munas Kadin ditunda. Kita harus patuh kepada aturan pemerintah. Kesehatan paling utama,” kata Ketua Kadin Provinsi Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, dalam siaran pers yang diterima Saibetik.com, Sabtu (19/6/2021).
Sejumlah pengurus Kadin di beberapa Provinsi sudah melayangkan surat permohonan agar Munas ditunda. Diantaranya, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Barat, Riau, dan Papua Barat. Sementara yang lain sudah menyampaikan secara lisan dan akan segera berkirim surat Kadin Sumatera Utara.
Ketua Kadin Papua Immnauel Yenu juga mendukung penundaan Munas dengan alasan masih dalam Pandemi Covid-19. “Ketika munas ditunda dan pindah dari Nusa Dua, Bali ke Kendari karena covid. Sekarang ini covid semakin meningkat, jadi wajar, bila munas kembali ditunda. Kadin harus memberi contoh, dalam upaya mengendalikan penyebaran covid, seperti harapan Menteri koordinator Kemaritiman dan Investasi Pak Luhut Panjaitan,” kata Immanuel.
Kadin Jawa Barat juga ikut kecewa, bahwa seruan para Kadin daerah agar munas ditunda diabaikan. “Permintaan penundaan munas itu bukan kemauan saya pribadi, tapi hasil rapat pengurus Kadin Jawa Barat. Alasannya sederhana, munas Kadin berpotensi membuat kerumunan, itu berpotensi juga menjadi klaster baru covid,” kata Ketua Kadin Jabar Cucu Sutara.
Hal serupa disampaikan Ketua Kadin Gorontalo, Muhalim Djafar Lity, jika sangat berbahaya munas dilangsungkan di Kendari, 30 Juni. “Berbahaya untuk kesehatan para peserta, dan juga berbahaya bagi masyarakat Kendari. Covid varian baru yang berkembang sekarang ini mudah menyebar dan lebih ganas, nyawa taruhannya,” kata Muhalim.
Sebelumnya Ketua Kadin Jawa Tengah, Kukrit Wicaksono, ikut mendukung agar munas ditunda. “Kalau saya bukan soal tempatnya. Tapi lebih kepada momentnya gak tepat menggelar munas, saat covid mengganas, seperti saat ini. Lebih baik tunda cari waktu yang pas. Kadin mesti menunjukan profesionalitasnya,” ujar Kukrit.
Ketua Umum Kadin Sumatera Utara, Ivan Batubara, juga sependapat munas Kadin mesti ditunda. “Pengurus Kadin Sumut akan segera melakukan rapat, untuk menentukan sikap. Bila semua nanti pengurus sepakat, maka kita secara resmi akan mengirim surat ke panitia untuk minta munas ditunda,” pungkas Ivan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum menuturkan jika memang Kadin Indonesia harus berpikir ulang untuk menggelar munas di Kendari. Kasus Covid-19 di ibu kota Sultra itu meningkat hingga 4.703 kasus.
“Iya posisi kemarin ada 55 kasus, padahal tiga minggu lalu sempat hanya 4 kasus. Meningkat drastis,” ungkap Drg. Rahminingrum.
Ditempat terpisah Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan bajwa dalam kurun waktu 1-4 minggu ke depan, Indonesia bisa kolaps jika pemerintah tidak segera menarik rem darurat. Indonesia bisa mencapai 20 ribu kasus per hari.
“Kasis covid sekarang bahayanya luar biasa, sudah kasusnya tinggi ada varian baru. Menarik rem darurat bahkan lockdown, perlu dilakukan Pemerintah,” ujar Tri Yunis.
Sementara aktivis Mahasiswa Sultra Jakarta Raya Muhammad Afdal Komarudin, berharap Munas Kadin bisa ditunda 3-4 bulan lagi, khawatir akan memicu mengganasnya wabah Covid-19. “Dampaknya rakyat jadi korban. Tunda saja lebih baik. Kita sangat khawatir Munas Kadin ini memicu wabah Covid yang lebih ganas,” kata mahasiswa UIN Ciputat ini.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Munas VIII, Adisatrya Sulisto, mengaku menerima sejumlah surat dari Kadin Daerah. “Saya tidak tahu persis jumlahnya, memang ada surat dari beberapa asosiasi dan Kadin daerah yang minta munas ditunda. Dari rapat panitia dengan Pak Rosan, Rabu (16/6), diputuskan persiapan jalan terus, sambil memantau perkembangan,” papar Adi.
Sebelumnya, Munas Kadin VIII juga sempat terjadi pengunduran waktu dan pindah lokasi karena pandemi, mulanya berlangsung 2-4 Juni di Nusa Dua Bali, diundur dan dipindahkan ke Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Juni. Akan tetapi, kasus baru Covid-19 semakin naik, maka sejumlah Ketua Umum Kadin Daerah melayangkan surat ke panitia cq Rosan Roslani selaku Ketua Umum Kadin, untuk menunda munas.(rilis)
Laporan Siska Purnama