BANDAR LAMPUNG – Wali Kota Eva Dwiana meresmikan Flyover Jalan Sultan Agung, Rabu (7/4/2021). Jalan layang ke-11 di Bandar Lampung ini diklaim akan menjadi yang terelok, untuk menarik wisatawan.
Selain jajaran Forkopimda, peresmian itu juga dihadiri mantan Wali Kota Bandar Lampung Herman HN yang merupakan ide pembangunan seluruh Flyover di Kota berjargon Tapis Berseri.
Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana mengatakan, adanya Flyover peninggalan kerja Wali Kota Bandar Lampung sebelumnya membuat Kota semakin elok dan modern. Eva berjanji akan merawat jembatan layang peninggalan Herman HN.
“Alhamdulillah pagi ini kita sudah meresmikan flyover ke 11 yang berada di jalan Sultan Agung dan mudah-mudahan masyarakat yang sudah melihat cantiknya Kota Bandar Lampung. Secara bertahap semua flyover akan kita akan percantik seperti flyover ini,” jelas Eva Dwiana.

Eva Dwiana mengungkapkan, akan melanjutkan program Herman HN dalam hal pembangunan. Khususnya mempercantik Flyover dengan mural serta tanaman untuk kelestarian dan menambah kesan asri ditengah Kota.
“Kemarin Pak Herman HN membangun Kota Bandar Lampung secara luar biasa dan tugas Bunda mempercantik kota ini, dengan harapan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita meningkat lagi,” ujarnya.
Pembangunan fly over kesebelas ini dibiayai APBD Kota Bandar Lampung bersumber dari PAD, PBP2, retribusi pajak, pendapatan dana bagi hasil pajak kendaraan bermotor.
“Dari rakyat kembali untuk rakyat,” tandas Eva.
Saat diwawancarai, mantan Wali Kota Herman HN mengatakan, flyover dengan panjang 262 meter dan lebar 10 meter itu dibangun diatas tack Kereta Api untuk mengatasi kemacetan dan menjadi wajah Kota Bandar Lampung.
“Ini kan pintu gerbang tol dan dilihat oleh warga dari Provinsi lain karena yang lewat sini bukan hanya warga Bandarlampung saja ada dari daerah lain,” katanya.

Herman HN menilai jembatan layang membantu perekonomian masyarakat dengan memperlancar arus lalu lintas. Selain itu, dengan semakin bagusnya Kota Bandar Lampung akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini.
“Berapa bensin yang habis dan waktu yang tersita karena kereta api PT KAI dalam beberapa menit dengan rangkaian 60 gerbong melintas. Kalau arus transportasi lancar, wisatawan akan ramai, Kota Bandar Lampung mendapat pemasukan,” ungkapnya.
Herman HN menegaskan, Jembatan Layang Sultan Agung akan beroperasi tanpa menutup jalan di bawah. Fasilitas pemerintahan milik rakyat dan harus dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Dalam hal kebaikan dan kepentingan rakyat, harus kita pertahankan. Kita menambah fly over itu menambah jalan, di atas ada, di bawah tetap jalan. Bukan di bawah ditutup. Boleh saja parkir di bawah selama tidak mengganggu fasilitas yang ada. Kita membantu perekonomian rakyat,” tutupnya.
Laporan Siska Purnama