BANDAR LAMPUNG – DI masa pandemi, sepeda kian diminati. Banyak orang tertarik memulai olahraga, guna meningkatkan imunitas agar terhidar dari corona.
Situasi dan Potensi yang tinggi ini memicu Siswanto, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk menciptakan produk sepeda lokal Lampung yang unik dan menarik.
Kreativitas Siswanto menghasilkan karya yang dapat dijual. Hanya dalam waktu empat hari, dirinya mampu membuat sepeda yang diberi merek Yolby dengan kerangka berbahan bambu.
Selain memberi penghasilan, produk yang promosi lewat instagram @Yolbybamboobike ini juga mendapat apresiasi. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung memberikan sertifikasi, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) mengakui kompetensi.

Saat diwawancarai dalam acara Businees Development Center, Gelar Hasil Produk KSM/UMKM Binaan BDC Bandar Lampung, Jumat (20/11/2020), Siswanto mengakui mengeluti UMKM kerajinan dari bambu sejak empat tahun lalu.
Selama masa pandemi Covid-19 seiring dengan kebijakan pemerintah melakukan pembatasan aktivitas diluar, Siswanto mulai berkreasi membuat sepeda seorang diri, dan kini sudah menghasilkan 15 unit kendaraan ramah lingkungan tersebut.
“Saya buat sendiri karena sedang masa Covid jadi pemintanya juga lagi turun. Tapi kalau peminat meningkat, ada pengrajin lain yang diperbantukan. Sekarang koleksi sudah ada 15 unit, dengan masa pembuatan 1 unit itu memakan waktu 4 hari,” kisahnya kepada Saibetik.com.
Warga Pinang Jaya Kemiling ini mengaku, mendapat ide membuat Sepeda bambu dari hasil menjelajahi sosial media. Dan ilmu membuat serta merakit kendaraan ramah lingkungan itu, didapat dari pencarian di Youtube.
“Kalau bahannya saya suplay dari Pulau Jawa. Dengan kualitas yang baik dan sudah melalui proses pengawetan, bambu ini akan bebas hama. Dan kami berani memberikan garansi patah selama 2 bulan,” ujarnya.

Untuk menjamin kualitas dan kekuatan, Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung Adiansyah mencoba mengayuh sepeda disekitar halaman Pemkot Bandar Lampung.
Meski secara resmi sepeda lokal Lampung tersebut belum SNI, namun Adiansyah menjamin daya tahan pemakaian Yolby sudah teruji. Sehingga Pemkot mendukung dan memberikan ijin UMKM tersebut agar terus eksis.
“Sepeda unik ini sampai saat ini nggak ada masalah, sudah dipakai sehari-hari untuk sekolah, kerja nggak ada masalah,” kata pria yang akrab disapa Adi ini.
Dengan situasi pandemi memang diharuskan bagi para pelaku usaha untuk berinovasi dalam mengola prodaknya, guna menarik antusias pembeli.
“Responnya konsumsi sepeda unik ini sangat baik, bahkan penjualan lewat online lebih banyak. Pengrajin sudah menjual ke beberapa provinsi diantaranya Kalimantan, Pulau Jawa, dan Sumatera. Sesekali juga pernah mengirimkan ke Malaysia dan Singapur,” imbuhnya.
Masyarakat Kota Bandar Lampung yang ingin memiliki sepeda bambu Yolby, hanua cukup merogoh kocek mulai dari Rp1,5 jutaan. Pembeli juga bisa memesan dengan model dan desain sesuai selera.(SAI03)