METRO, Saibetik.com – Pemerintah Kota Metro mencanangkan gerakan peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak, sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Kota Metro Germelang.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin saat menjadi pemateri acara sosialisasi aplikasi Maternal Early Obstetry Warning System (M-EOWS) Kota Metro Tahun 2022, di Aula Pemerintah Kota Metro, Senin (10/1/2022).
Dikutip dari info.metrokota.go.id, Wahdi mengatakan kegiatan tersebut dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kota Metro menjadi kota Berpendidikan, Sehat, Sejahtera dan Berbudaya. Dalam gerakan peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan anak dan ibu yang berkualitas itu, Pemkot akan membentuk Jama Pai.
“Jama Pai ini, Jaringan Masyarakat peduli anak dan ibu, sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Kota Metro Gemerlang. Ini sebagai bagian dari program kesehatan ibu dan anak (KIA), KB, kesehatan reproduksi dan akses terhadap air sanitasi dan perilaku kebersihan individu yang aman,” ujar Wahdi.
Khususnya, kata Wahdi, Kota Metro berupaya menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. Penurunan tersebut menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat mendesak untuk ditingkatkan.
Diketahui, lima tahun terkahi ini penurunan AKI dan AKB tersebut masih tetap sebagai program prioritas pembangunan kesehatan di Kota Metro. Dengan kebijakan dan strateginya, meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care).
”Dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing (Germalang Indonesia Emas 2024),” jelasnya.
Wandi juga berharap dengan menerapkan program Jama Pai, Kota Metro dapat menurunkan angka kematian ibu sebesar 80/100.000 kelahiran hidup tahun 2024, menurunkan angka kematian bayi sebesar 8/1000 kelahiran hidup Tahun 2024.
“Selain itu juga dan menurunkan prevalensi stunting sebesar 8% pada balita dan menurunkan Total Fertility Rate (TFR) 2,0,” pungkasnya.
Seminar juga dihadiri Wakil Walikota Metro Qomaru Zaman, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro Erla Andrianti, serta stakeholder terkait.
Laporan Redaksi Saibetik