BANDAR LAMPUNG, Saibetik.com – Peredaran minyak goreng curah di Kota Bandar Lampung mulai hilang. Pasokan komoditi dapur itu tereliminasi otomatis dipicu kenaikan harga minyak goreng mencapai Rp25 ribu/liter.
Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandar Lampung I Kadek Sumartha mengatakan peredaran minyak goreng curah di pasar traditional sudah tidak ditemukan sejak sepekan terakhir.
Meskipun keputusan pelarangan peredaran minyak curah dibatalkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 1 Januari 2022, sejumlah pedagang tidak mendapat distribusi.
“Minyak goreng curah nggak ketemu dipasar tradisional, sudah hilang hampir sepekan yang lalu. Karena mereka nggak dapat distribusi,” kata Kadek, diruang rapat Dinas Ketahanan Pangan, Rabu (23/2/2022).
Kadek mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung tidak pernah menyetop peredaran minyak goreng curah lantaran kebutuhan masyarakat masih tinggi ditengah kelangkaan.
“Masih kondisi keadaan kelangkaan diperbolehkan, dulu tidak diperbolehkan karena masalah higienis-nya. Nah sekarang dalam kondisi seperti ini, silahkan dulu boleh diedarkan untuk kepentingan masyarakat,” ungkapnya.
Kadek menyebut rata-rata kebutuhan minyak goreng di Bandar Lampung 2.536 ton/bulan. Dengan jumlah penduduk 1.185.745 jiwa, konsumsi minyak goreng per kapita per hari sebesar 70gram per kapita perhari.
“Bahwa masyarakat kota Bandar Lampung, konsumsi minyak gorengnya adalah 70gram perkapita itu. Baik minyak goreng kemasan maupun curah, tidak ada klasifikasi mana kebutuhan yang lebih besar diantara keduanya,” paparnya.
Kadek menghimbau, masyarakat dapat memanfaatkan minyak goreng jenis apapun disaat kelangkaan. Data Dinas Pangan Kota Bandarlampung Tahun 2021 menyebutkan konsumsi minyak goreng di bulan Mei (2.573), Juni (2.450), Juli (2.573), Agustus (2.573), September (2.450), Oktober (2.573), November (2.473), Desember (2.373) ton.
“Masyarakat kami himbau, khususnya UMKM dan pengrajin minyak kelapa, mohon kiranya bisa dimanfaatkan untuk sementara untuk kepentingan pribadi, dengan tujuan untuk mengurangi beban produksi. Kalau mau buat sendiri lebih bagus, higienis,” pungkasnya.
Pegawai Kantin Rifki Pemkot Bandar Lampung, Yana (50) mengakui tidak menemukan minyak goreng curah di pasar sejak tiga minggu terakhir di bulan Februari 2022.
“Nggak ada, sejak kelangkaan minyak curah juga nggak ada. Yang dijual kemasan semua, itu juga harganya mahal,” ujar Yana kepada Saibetik.com.
Yana menjelaskan jika memang selama ini tidak pernah membeli minyak curah kemasan, lataran ragu dengan kebersihan dalam pengelolaan. Disamping itu, harganya juga tidak jauh berbeda dengan minyak berlebel SNI.
“Nggak penah pakai juga, harganya beda sedikit. Tapi kayaknya takut nggak higienis. Cuma memang sempet nyari juga saat langka, tapi nggak ada juga,” tutupnya.
Laporan Siska Purnama