SAIBETIK- Kepedulian generasi muda Lampung lagi-lagi bikin salut. Para relawan dari komunitas pecinta alam dan lingkungan hidup Watala sukses menggalang donasi untuk korban banjir di Sumatera pada 30 November–1 Desember 2025. Total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp7.321.000, hasil dari semangat gotong royong lintas komunitas dan antusiasme masyarakat.
Watala, organisasi non-pemerintah yang fokus pada pelestarian lingkungan dan penanggulangan bencana, menggandeng berbagai komunitas pecinta alam, pendaki gunung, hingga kelompok relawan sosial. Selama ini, Watala memang dikenal tanggap terhadap bencana, baik yang terjadi di Lampung maupun di berbagai daerah lain di Indonesia. “Kami ingin generasi muda tidak hanya peduli soal lingkungan, tapi juga peduli sesama saat bencana terjadi,” ujar Imbi Akma, koordinator kegiatan dari Padmanda (SMAN 2 Bandar Lampung).
Menurut Imbi, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Pada Minggu, 30 November, donasi yang terkumpul mencapai Rp2.871.000. Jumlah ini terus bertambah hingga total Rp7.321.000 pada 1 Desember. “Berapa pun nilainya, seluruh dana akan kami salurkan langsung ke lokasi bencana melalui lembaga mitra di lapangan. Transparansi jadi prinsip utama kami,” katanya.
Penggalangan dana dilakukan di beberapa titik strategis, antara lain perempatan lampu merah depan Sekretariat Watala di kawasan RSUD Abdul Moeloek dan saat Car Free Day di Tugu Gajah. Relawan turun langsung untuk mengajak masyarakat berpartisipasi. Setiap sore, relawan kembali ke Posko Watala untuk menghitung total sumbangan. “Kami pastikan semua dana tercatat dan diumumkan secara terbuka ke publik,” imbuh Imbi.
Selain dukungan dari masyarakat umum, kegiatan ini mendapat apresiasi dari senior Watala, Almuhery Ali Paksi dari Yayasan Masyarakat Hayati Indonesia. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi dalam aksi kemanusiaan. “Anak-anak muda dari Gen Alfa, Gen Z, sampai generasi lebih senior ikut berkontribusi melalui Sekretariat Bersama Pecinta Alam Lampung. Semoga kegiatan seperti ini semakin meluas dan jadi kekuatan dalam aksi kemanusiaan di setiap bencana di Indonesia,” ujar Almuhery.
Tak hanya mengandalkan penggalangan dana di jalanan, Watala juga memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi dan mengajak masyarakat berpartisipasi. Strategi ini membuat dukungan semakin masif dan menjangkau khalayak lebih luas, terutama kaum milenial dan Gen Z yang aktif di media sosial.
Aksi kemanusiaan ini rencananya akan terus berlanjut hingga seluruh donasi tersalurkan kepada korban terdampak banjir di Sumatera. Selain bantuan finansial, relawan juga menyiapkan logistik berupa pakaian, selimut, dan makanan siap saji untuk mendukung kebutuhan korban di lokasi bencana.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas generasi, Watala Lampung menunjukkan bahwa kepedulian sosial generasi muda bisa menjadi kekuatan nyata dalam menanggulangi bencana, serta menginspirasi masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan di seluruh Indonesia.***






