SAIBETIK– Pemerintah Kabupaten Tanggamus kembali menunjukkan komitmen serius dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Senin, 15 September 2025, Bupati Tanggamus H. Moh. Saleh Asnawi memaparkan strategi lengkap pengendalian inflasi di hadapan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara daring. Acara berlangsung di Ruang Rapat Utama Pemkab Tanggamus dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah Suadi, Asisten II Hendra Wijaya Mega, serta jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan langsung dengan pengendalian inflasi.
Dalam paparannya, Bupati Saleh Asnawi menekankan pentingnya peran Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tanggamus untuk menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat. Berdasarkan data resmi, inflasi di Provinsi Lampung, termasuk Kabupaten Tanggamus, tercatat sangat rendah dan stabil di angka 1,05 persen secara tahunan (year on year) dari Agustus 2024 hingga Agustus 2025. Bahkan, pada periode bulanan Juli–Agustus 2025, tercatat deflasi sebesar 1,47 persen, menunjukkan keberhasilan pengendalian harga dan ketersediaan pasokan yang efektif.
Indikator Perkembangan Harga (IPH) Tanggamus pada Agustus 2025 mencapai 0,45 persen. Meski relatif aman, Bupati menegaskan bahwa beberapa komoditas seperti beras, bawang merah, dan aneka cabai masih menjadi faktor penyumbang inflasi yang perlu diawasi ketat. Ia mengungkapkan bahwa pemantauan secara berkala terus dilakukan untuk memastikan harga bahan pokok tidak mengalami lonjakan yang merugikan masyarakat.
Kondisi harga pangan pokok di Tanggamus juga disampaikan secara rinci. Harga beras rata-rata tercatat Rp13.000 per kilogram, lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi Rp14.800 per kilogram, dengan neraca beras surplus hingga 74.214 ton pada September 2025. Minyak goreng berada di kisaran Rp20.000 per liter, sedikit lebih tinggi dari rata-rata provinsi Rp19.900 per liter, namun stok aman dengan surplus 318 ton. Harga cabai merah Rp40.250 per kilogram, lebih rendah dibanding rata-rata provinsi Rp48.400 per kilogram, dengan surplus 1.914 ton. Cabai rawit Rp40.250 per kilogram, sedikit di atas rata-rata provinsi Rp39.850 per kilogram, dan surplus 205 ton. Bawang merah dijual seharga Rp37.000 per kilogram, lebih tinggi dari rata-rata provinsi Rp35.500 per kilogram, dengan surplus 1 ton. Sementara bawang putih berada di harga Rp36.250 per kilogram, lebih tinggi dari rata-rata provinsi Rp34.650 per kilogram, namun pasokan tetap terjamin dengan tambahan suplai dari luar daerah.
Untuk menjaga inflasi tetap terkendali, Pemerintah Kabupaten Tanggamus telah melaksanakan berbagai langkah strategis selama dua bulan terakhir. Di antaranya adalah enam kali Gerakan Pangan Murah di sejumlah kecamatan sejak 14 Agustus hingga 17 September 2025 yang bertujuan menekan lonjakan harga kebutuhan pokok. Pemkab juga melakukan monitoring harga beras di Pasar Gisting dan Talangpadang pada 22 Agustus 2025 serta survei konversi gabah beras pada 12 Agustus 2025 untuk memastikan ketersediaan stok dan distribusi yang lancar.
Selain itu, untuk menjaga ketersediaan energi, Pemkab Tanggamus telah menyiapkan alokasi gas LPG sebanyak 12.790 metrik ton untuk tahun 2025 dengan kemungkinan penambahan pasokan menjelang hari raya besar agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi. Pemkab juga menjalin komunikasi intensif dengan Pertamina Lampung dan rutin mengikuti Rapat Koordinasi TPID Provinsi Lampung guna memastikan distribusi energi dan bahan pokok tetap aman.
Bupati Saleh Asnawi menekankan bahwa meski kondisi inflasi saat ini relatif terkendali, masih ada potensi risiko yang harus diantisipasi, seperti tingginya curah hujan yang dapat memicu bencana alam serta potensi gangguan pasokan kebutuhan pokok akibat situasi kurang kondusif di beberapa daerah pemasok. Pemerintah daerah terus memantau perkembangan cuaca dan rantai pasokan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan barang.
“Pemerintah Kabupaten Tanggamus bersama TPID akan terus bekerja keras menjaga stabilitas harga, memastikan ketersediaan pasokan, dan melindungi daya beli masyarakat agar perekonomian daerah tetap kuat menghadapi tantangan,” tegas Bupati dalam Rakor yang diikuti seluruh peserta dari berbagai provinsi.
Keberhasilan Tanggamus dalam menekan inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk peserta Rakor. Strategi berbasis data, aksi cepat di lapangan, serta koordinasi lintas sektor menjadi kunci kesuksesan daerah ini. Langkah-langkah tersebut menjadikan Tanggamus sebagai contoh daerah yang mampu merespons isu nasional dengan kebijakan nyata, sekaligus memastikan kesejahteraan warganya terjaga di tengah dinamika ekonomi global.***
