• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Kamis, Juli 31, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home REDAKSI

Kunjungan Menteri ATR/BPN ke Lampung Dinilai Simbolik, Konflik Agraria Anak Tuha Tetap Dibiarkan Membara

Melda by Melda
30/07/2025
in REDAKSI
Kisruh HGU di Lampung: Lahan Dikuasai Korporasi, Pemerintah Terkendala Anggaran

SAIBETIK– Kunjungan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid ke Lampung pada Juli 2025 memantik kritik tajam. Alih-alih membawa harapan penyelesaian, kehadiran menteri justru dianggap hanya menjadi tontonan simbolik di tengah krisis agraria yang kian membusuk, terutama di Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah.

Direktur LBH Bandar Lampung, Sumaindra Jarwadi, menyebut negara kembali menunjukkan ketidakseriusannya dalam menyelesaikan konflik agraria yang sudah puluhan tahun menindih masyarakat. Dalam rilis resminya, ia menyoroti konflik antara warga tiga kampung—Bumi Aji, Negara Aji Tua, dan Negara Aji Baru—dengan PT Bumi Sentosa Abadi (BSA), yang hingga kini tak kunjung diselesaikan.

“Bukannya membawa solusi, Menteri malah datang hanya untuk meresmikan program legalisasi aset. Tak ada langkah konkret, tak ada dialog langsung dengan korban. Ini bentuk abai terhadap keadilan substansial,” ujar Sumaindra.

BeritaTerkait

Lampung Butuh Satgas Reforma Agraria: Lahan Luas, Tapi Rakyat Tak Bisa Akses

Kisruh HGU di Lampung: Lahan Dikuasai Korporasi, Pemerintah Terkendala Anggaran

Konflik ini berakar dari sejarah panjang penguasaan lahan. Sejak tahun 1972, tanah-tanah yang sebelumnya digarap warga secara turun-temurun mulai diklaim oleh korporasi. Kini PT BSA mengklaim kepemilikan atas hampir 1.000 hektare melalui Hak Guna Usaha (HGU), padahal sebagian besar dari lahan itu sejak 2014 telah dikelola kembali oleh petani lokal.

Mirisnya, meski korporasi hanya menanam sekitar 60–65 hektare sawit, mereka tetap mempertahankan klaim sepihaknya. Sementara masyarakat yang telah lama hidup di atas tanah itu malah digusur paksa. Pada September 2023, negara melalui aparat gabungan menerjunkan 1.500 personel TNI, Polri, dan Satpol PP untuk melakukan penggusuran brutal, menangkap tujuh warga, dan membuat ketakutan menjadi bagian baru dari kehidupan sehari-hari.

“Ini bukan lagi soal sengketa lahan biasa, tapi tentang bagaimana negara lebih memilih berdiri di sisi korporasi, bukan rakyat,” tegas Sumaindra.

Sejak April 2025, ratusan warga dari tiga kampung terus melakukan aksi damai di Kantor Bupati dan DPRD Lampung Tengah. Mereka menuntut pencabutan HGU PT BSA, pembentukan pansus agraria, pembebasan warga yang ditahan, dan penarikan aparat dari lahan sengketa.

Namun hingga kini, respons negara sangat lamban. Tidak ada langkah berarti untuk menyelesaikan akar konflik. LBH Bandar Lampung bersama warga terus mendorong audit hukum atas legalitas HGU yang dianggap cacat serta mendesak mediasi terbuka yang berpihak pada keadilan.

“Kedatangan Menteri Nusron Wahid seharusnya menjadi momen untuk berpihak kepada rakyat. Jika perusahaan yang tak menunaikan kewajiban plasma tetap diberikan perpanjangan HGU, maka reforma agraria hanya tinggal nama,” tutupnya.

Konflik agraria di Anak Tuha adalah cermin dari krisis keadilan agraria di Indonesia: ketimpangan struktural, dominasi korporasi, dan negara yang lebih sering menjadi fasilitator kapital daripada penjaga hak rakyat. Jika reformasi agraria tidak menyentuh substansi keadilan, maka rakyat akan terus jadi korban, dan tanah akan terus menjadi medan perang kepentingan.***

Source: ISBEDY STIAWAN ZS
Tags: KonflikAgrariaLampungTengahReformaAgraria
ShareTweetSendShare
Previous Post

Hangat dan Penuh Keakraban, Kapolres Lampung Selatan Gelar Silaturahmi dengan Awak Media

Next Post

Dua Tersangka Korupsi Renovasi RSUD Ryacudu Ditahan, Kejari Telusuri Keterlibatan Anggota DPRD

Next Post
Dua Tersangka Korupsi Renovasi RSUD Ryacudu Ditahan, Kejari Telusuri Keterlibatan Anggota DPRD

Dua Tersangka Korupsi Renovasi RSUD Ryacudu Ditahan, Kejari Telusuri Keterlibatan Anggota DPRD

Hangat dan Penuh Sinergi: Pemkab Pringsewu Sambut Kajari Baru dalam Ramah-Tamah Malam Hari

Hangat dan Penuh Sinergi: Pemkab Pringsewu Sambut Kajari Baru dalam Ramah-Tamah Malam Hari

Panglima Ormas Soroti Mutasi Jabatan, Duga Wali Kota Lindungi Eka Afriana dari Kasus Pemalsuan

Panglima Ormas Soroti Mutasi Jabatan, Duga Wali Kota Lindungi Eka Afriana dari Kasus Pemalsuan

Lampung Butuh Satgas Reforma Agraria: Lahan Luas, Tapi Rakyat Tak Bisa Akses

Lampung Butuh Satgas Reforma Agraria: Lahan Luas, Tapi Rakyat Tak Bisa Akses

Gema Puan Semprot Kemenaker: PHK Masif, Polri Turun Tangan, Menteri Malah Diam!

Gema Puan Semprot Kemenaker: PHK Masif, Polri Turun Tangan, Menteri Malah Diam!

No Result
View All Result

Berita Terbaru

PD IWO Lampung Utara Jalin Koordinasi dengan Kesbangpol, Siap Rayakan HUT ke-13

PD IWO Lampung Utara Jalin Koordinasi dengan Kesbangpol, Siap Rayakan HUT ke-13

31/07/2025
Erosi Air Akibatkan Longsoran di Tanjakan Ketapang, Jalan Wisata Pesawaran Tertutup Material

Erosi Air Akibatkan Longsoran di Tanjakan Ketapang, Jalan Wisata Pesawaran Tertutup Material

31/07/2025
Logam Tanah Jarang: Tiket Strategis Indonesia Menuju Kemandirian Teknologi

Haidar Alwi: Krisis Tanah Jarang Global Semakin Nyata, Indonesia Harus Bangkit dari Tambang Rakyat

31/07/2025
Ops Patuh Krakatau 2025: Polres Lampung Selatan Uji Mental Personel Lewat Tes Psikologi Senpi

Ops Patuh Krakatau 2025: Polres Lampung Selatan Uji Mental Personel Lewat Tes Psikologi Senpi

31/07/2025
Ops Patuh Krakatau 2025: Hampir 8 Ribu Pelanggaran Tercatat, Kesadaran Berlalu Lintas Meningkat

Ops Patuh Krakatau 2025: Hampir 8 Ribu Pelanggaran Tercatat, Kesadaran Berlalu Lintas Meningkat

31/07/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved