SAIBETIK—Ketidakpuasan atas penanganan kasus politik uang di Pilkada Bulukumba 2024 memicu aksi unjuk rasa yang berujung pada lemparan kotoran sapi ke kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bulukumba. Massa yang mayoritas merupakan simpatisan pasangan calon bupati nomor urut 1, Jamaluddin M Syamsir (JMS) dan Tomy Satria Yulianto (TSY), mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap Bawaslu yang dianggap gagal menuntaskan masalah politik uang yang marak menjelang pemilihan.
Aksi tersebut berlangsung pada saat-saat krusial menjelang hari pencoblosan, 27 November 2024. Massa menilai bahwa Bawaslu Bulukumba tidak mampu menindak tegas praktik politik uang yang dinilai telah merusak integritas Pilkada. Dalam aksi tersebut, massa bahkan melemparkan kotoran sapi sebagai bentuk protes keras.
Ketegangan sempat terjadi saat massa berusaha memasuki kantor Bawaslu untuk bertemu langsung dengan komisioner. Setelah beberapa saat, dua komisioner Bawaslu akhirnya menemui pengunjuk rasa dan memberikan penjelasan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti 22 laporan mengenai dugaan ketidaknetralan ASN, termasuk menetapkan lima ASN sebagai tersangka.
Bawaslu Bulukumba juga mengaku telah melaporkan kecurangan Pilkada ke Bawaslu Provinsi untuk ditindaklanjuti, karena menurut peraturan, penanganan kasus politik uang adalah kewenangan Bawaslu Provinsi.
Koordinator aksi, Iwan Salasa, menyerahkan barang bukti berupa rekaman video hasil tangkap tangan yang memperlihatkan praktik politik uang. Bukti tersebut diserahkan kepada Bawaslu untuk diproses lebih lanjut.
“Tuntutan kami jelas, mendesak Bawaslu Kabupaten Bulukumba untuk mengeluarkan rekomendasi tentang TSM (Tata Kelola Pemilu) karena apa yang terjadi di Bulukumba sangat sistemik. Politik uang ini menggunakan struktur pemerintahan yang ada,” kata Iwan.***