SAIBETIK- Kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari bangsa penjajah, melainkan hasil perjuangan panjang yang dilandasi kegigihan dan keberanian para pahlawan bangsa. Mereka rela mengorbankan darah, jiwa, dan raga demi merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Ketua PD VIII KB FKPPI Provinsi Lampung, H. Tony Eka Candra, dalam bincang santai sambil ngopi dan menikmati gorengan di kediamannya, kawasan Pahoman, Minggu sore (10/8/2025).
“Indonesia satu-satunya negara di dunia yang merdeka dengan mengusir penjajah, bukan hadiah atau pemberian dari mereka,” tegas Tony kepada awak media.
Mantan Ketua DPD KNPI Provinsi Lampung 1998-2002 ini menekankan bahwa Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah simbol perlawanan bangsa terhadap belenggu penjajahan, sekaligus penegasan bahwa Indonesia berhak menentukan nasib dan masa depannya sebagai negara merdeka, bersatu, dan berdaulat.
Menurutnya, kemerdekaan diraih dengan persatuan seluruh komponen bangsa, dari berbagai suku, agama, ras, dan golongan, yang berjuang di bawah semboyan “Merdeka atau Mati”. Sejumlah peristiwa heroik yang menjadi bukti pengorbanan itu antara lain Pertempuran Surabaya, Bandung Lautan Api, Pertempuran Medan Area, Ambarawa, Lima Hari di Semarang, Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Perang Puputan Margarana di Bali, dan berbagai pertempuran di daerah lain.
“Mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, baik dari ancaman dalam maupun luar, selalu menuntut pengorbanan besar dari para pahlawan,” ujar Tony yang juga Ketua ORGANDA Bandar Lampung.
Sebagai pemegang sabuk hitam DAN VII Karate-Do, Tony menegaskan bahwa semangat juang para pahlawan harus diwariskan kepada generasi penerus. Nilai-nilai perjuangan itu terangkum dalam Jiwa Juang ’45, Semangat Juang ’45, Nilai Juang ’45, dan Pusaka Juang ’45.
Jiwa Juang ’45 adalah tekad untuk bebas dari penjajahan, kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Semangat Juang ’45 mencerminkan pantang menyerah, rela berkorban, dan berjuang tanpa pamrih. Nilai Juang ’45 meliputi cita-cita luhur yang tertuang dalam Proklamasi, Pancasila, dan UUD 1945. Sementara Pusaka Juang ’45 adalah NKRI yang utuh, berdaulat, dan bermartabat, yang wajib dijaga selamanya.
Tony menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa mengisi kemerdekaan membutuhkan patriotisme, nasionalisme, dan semangat bela negara yang sama kuatnya seperti saat memperjuangkannya.***










