PESAWARAN, Saibetik.com – Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menggelar rapat persiapan, untuk menyambut kunjungan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang dijadwalkan, Jum’at (21/1/2022) pekan ini.
Ganjar Pranowo atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan melakukan pertemuan Bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesawaran Provinsi Lampung, yang direncanakan akan menyambangi Desa Transmigrasi pertama, di Bagelen Kecamatan Gedong Tataan.
“Kalau rencananya beliau (Ganjar) ingin mengunjungi museum Transmigrasi, yang berada di Desa Bagelen, dan bertemu langsung dengan keturunan dari masyarakat yang pertama kali Transmigrasi ke Lampung,” ujar Dendi Ramadhona usai rapat tersebut, Senin (17/01/2022).
Dendi mengatakan kunjungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut sebagai bentuk kunjungan balik.
“Beberapa bulan lalu saya bersilaturahmi ke beliau, kami bertukar pikiran dengan Bapak Gubernur Ganjar terkait dengan pola pembangunan serta kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Jateng. Insyaallah kita terapkan segala program pembangunan yang berhasil di Jawa Tengah, untuk kita aplikasikan di Kabupaten Pesawaran,” jelas Dendi.
Menurut Dendi, antara Kabupaten Pesawaran dan Jawa Tengah memiliki ikatan historis, erat hubungannya karena banyak masyarakat transmigran dari Jawa Tengah yang berada di Pesawaran.
“Diantaranya ada di Desa Bagelen, Desa Karanganyar dan Desa Kutoarjo,”pungkasnya.
Dikutip Liputan 6, dalam buku Naskah Sumber Arsip: Penelusuran Sejarah Kolonisasi Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Afdeeling Telok Betong (1905-1930), wilayah Pesawaran merupakan lokasi transmigrasi pertama yang dipilih pemerintahan Hindia Belanda pada 1905. Proyek yang disebut kolonisasi masyarakat Kedu di Pulau Jawa ke daerah Gedong Tataan, Telok Betong, Lampung, itu dipimpin langsung oleh residen H.G Heyting.
Upaya transmigrasi tersebut dilakukan lantaran antara jumlah produksi dan konsumsi tidak seimbang. Kondisi tersebut mengakibatkan tingginya pengangguran dan situasi di Kedu menjadi tidak aman. Pemerintah Hindia Belanda pada saat itu meminta izin kepada pemangku adat Lampung di Padang Ratu Kedondong untukmenggunakan lahan di Gedong Tataan.
Lahan dipilih lantaran tanahnya terbilang subur dan dikelilingi sungai yang mengalir. Diharapkan para transmigran bisa bertani dengan baik di sana. Setelah izin diperoleh, proses transmigrasi berlangsung selama beberapa tahun hingga 1913. Total 6.000 jiwa dari Kedu dipindahkan ke Gedong Tataan yang berjarak sekitar 27 kilometer arah barat dari Telok Betong.
Laporan Siska Purnama