SAIBETIK– Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung terus mendalami dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, tepatnya pada segmen STA 100+200 hingga STA 112+200. Nilai proyek yang mencapai triliunan rupiah ini kini menyeret sejumlah pihak akibat penyimpangan yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp66 miliar.
Penyidikan yang dimulai sejak 13 Maret 2025 oleh Bidang Tindak Pidana Khusus Kejati Lampung ini telah memeriksa sedikitnya 47 orang saksi. Penyidik juga menyita sejumlah dokumen penting, termasuk kontrak proyek dan data pendukung lainnya sebagai alat bukti.
Proyek jalan tol yang digarap oleh Divisi V PT Waskita Karya Tbk berdasarkan kontrak tertanggal 5 April 2017 senilai Rp1,253 triliun, didanai melalui skema Viability Gap Fund (VGF) dari PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek.
Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Lampung, Armen Wijaya, mengungkapkan bahwa dalam proses pertanggungjawaban proyek ditemukan modus korupsi berupa tagihan fiktif atas pekerjaan yang tidak pernah dilaksanakan.
“Dokumen rekayasa disusun menggunakan nama-nama vendor fiktif, bahkan ada perusahaan yang hanya dipinjam namanya untuk membuat seolah-olah pekerjaan sudah dilakukan,” ujar Armen, Senin (15/4/2025).
Selain melibatkan tim proyek di lapangan, penyidik menduga sejumlah pimpinan di Divisi V PT Waskita Karya turut terlibat. Dari hasil penyidikan sementara, Kejati Lampung telah mengamankan barang bukti senilai Rp1,6 miliar.
Armen memastikan bahwa pihaknya akan segera menetapkan tersangka dalam waktu dekat. “Kami tidak akan pandang bulu. Siapa pun yang terlibat akan diproses sesuai hukum dan fakta yang ditemukan di lapangan,” tegasnya.
Kasus ini menjadi peringatan serius terhadap pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional. Kejati Lampung menegaskan komitmennya untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai aturan dan bebas dari praktik korupsi yang merugikan negara.***