SAIBETIK— Menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan para pemangku kepentingan memperkuat koordinasi untuk memastikan layanan penyeberangan di lintasan utama berjalan lancar. Fokus utama adalah lintas Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk, yang menjadi jalur vital mobilitas masyarakat dan logistik nasional.
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan komitmen kolaborasi lintas sektor untuk menjamin kelancaran selama periode puncak Nataru. “Kami bersama Kemenhub dan mitra strategis mengoptimalkan pengaturan arus kendaraan dan penumpang di pelabuhan. Ini adalah bagian dari upaya kami menghadirkan layanan yang aman, nyaman, dan efisien,” ujarnya.
Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Ahmad Yani, menambahkan bahwa pengelolaan lalu lintas di pelabuhan telah diatur melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) NOMOR: KP-DRJD 6944 Tahun 2024 dan NOMOR: HK.201/13/11/DJPL/2024. Kebijakan ini mencakup pengaturan prioritas kendaraan, skema lalu lintas khusus, hingga pembukaan pelabuhan alternatif untuk mengurai kepadatan.
Kebijakan Strategis di Lintasan Utama
1. Ketapang-Gilimanuk dan Jangkar-Lembar
– Kendaraan prioritas: sepeda motor, mobil penumpang, dan bus.
– Pembatasan kendaraan barang hingga golongan VII.
– Dermaga Bulusan dioperasikan secara opsional.
– Area buffer zone disiapkan di Rest Area Watudodol dan Terminal Sri Tanjung.
2. Merak-Bakauheni dan Pelabuhan Alternatif
– Kendaraan golongan I-VIb diarahkan ke Merak-Bakauheni, sementara golongan VII-IX ke Pelabuhan BBJ Bojonegara atau BBJ Muara Pilu.
– Buffer zone tersedia di rest area tol seperti KM 43A dan KM 163B.
Selain itu, pembatasan radius pembelian tiket diterapkan untuk mengurangi antrean, misalnya 4,71 km di Merak dan 4,24 km di Bakauheni.
Ahmad Yani menyatakan bahwa evaluasi kebijakan akan dilakukan situasional, dengan diskresi kepolisian untuk mengatur lalu lintas jika diperlukan perubahan mendadak.
Antisipasi Cuaca Ekstrem
ASDP mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama Desember hingga Januari, yang merupakan puncak musim hujan. Berdasarkan prediksi BMKG, wilayah seperti Jawa, Lampung, dan sebagian besar Sumatera akan mengalami curah hujan tinggi.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mendorong pengguna jasa untuk merencanakan perjalanan lebih awal. “Kami telah menyiapkan mitigasi, termasuk penggunaan kapal besar dan pemeriksaan alat keselamatan sesuai SOP,” ujarnya.
Untuk mendukung kelancaran, pengguna diwajibkan membeli tiket melalui aplikasi Ferizy atau mitra resmi. Sistem ini memungkinkan pemesanan hingga 60 hari sebelum keberangkatan, memastikan transparansi dan kemudahan bagi pelanggan.
Dengan sinergi lintas sektor, ASDP bersama Kemenhub dan mitra terkait berkomitmen menjaga kelancaran dan keamanan perjalanan masyarakat selama Nataru.***