SAIBETIK – Kasus pembunuhan ayah kandung yang terjadi di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, pada Jumat (21/11/2025) masih menjadi perhatian publik. Pelaku, RE (36), ditangkap tim gabungan di kebun singkong Desa Karanganyar, Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan, pada Sabtu (22/11/2025) sekitar pukul 19.15 WIB setelah sempat melarikan diri.
Korban, M (67), tewas di tangan anak kandungnya sendiri, sebuah kasus yang mengejutkan warga setempat dan menimbulkan pertanyaan mengenai faktor yang memicu aksi tragis tersebut. Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun, menyebut bahwa pelaku RE memiliki riwayat gangguan kejiwaan dan pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Daerah Lampung.
“Berdasarkan keterangan dari saksi-saksi dan pihak keluarga, pelaku RE diketahui memiliki riwayat penyakit kejiwaan dan pernah dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa,” ujar Yuni, Minggu (23/11/2025).
Selain itu, RE juga diketahui pernah menjalani pengobatan rawat jalan di RSJ Daerah Lampung. Pihak kepolisian kini berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menelusuri rekam medis tersangka, sehingga proses hukum dapat mempertimbangkan kondisi psikologisnya.
“Pernah rutin rawat jalan. Ini akan menjadi pertimbangan dalam proses penyidikan, namun penyelidikan tetap berjalan sesuai prosedur hukum,” tegas Yuni.
Polisi menegaskan bahwa penyidikan akan terus dilakukan dengan memperhatikan semua aspek, termasuk kondisi mental pelaku. Hal ini penting untuk memastikan keadilan sekaligus keselamatan masyarakat. RE kini ditahan di Mapolsek Kedaton dan dipersangkakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Polda Lampung juga akan melibatkan tim medis untuk memantau kesehatan mental tersangka selama proses hukum berlangsung.
Kasus ini memunculkan banyak pertanyaan mengenai faktor pemicu dan kondisi psikologis yang melatarbelakangi tindakan kekerasan dalam keluarga. Polisi mengimbau masyarakat tetap tenang dan menyerahkan proses hukum kepada aparat yang berwenang. Penyelidikan menyeluruh diharapkan mampu mengungkap motif di balik aksi tragis ini, serta mencegah terulangnya kejadian serupa.
Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan peran keluarga serta masyarakat dalam mendeteksi gejala gangguan kejiwaan sejak dini.***






