SAIBETIK— Pemerintah Provinsi Lampung menunjukkan komitmennya dalam mendukung program strategis nasional melalui sinergi bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) Republik Indonesia. Forum Komunikasi MBG: Strategi Komunikasi Berbasis Isu Krisis digelar di Balai Keratun, Lantai 3 Kantor Gubernur Lampung, Jumat (17/10/2025), sebagai upaya penguatan kapasitas komunikasi publik dalam mensukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kegiatan ini dibuka oleh Pelaksana Tugas Direktur Komunikasi Publik Kemenkomdigi, Marroli J. Indarto, didampingi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Lampung, Ganjar Jationo. Forum ini menghadirkan peserta dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk Dinas Komunikasi dan Informatika, Satgas MBG, dan Satgas Stunting, baik secara luring maupun daring, untuk menyelaraskan strategi komunikasi dan meningkatkan efektivitas penyampaian pesan.
Dalam sambutannya, Marroli J. Indarto menegaskan pentingnya keberhasilan program MBG sebagai agenda strategis nasional. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya, sekitar 40–50 persen siswa berangkat ke sekolah tanpa sarapan, sehingga konsentrasi belajar menurun. Program MBG hadir memberikan gizi seimbang berupa protein, karbohidrat, dan vitamin yang dibutuhkan anak-anak untuk tumbuh sehat dan cerdas. “Jutaan piring makanan bergizi telah disiapkan pemerintah untuk anak-anak sekolah di seluruh Indonesia. Dampaknya tidak hanya dirasakan anak-anak, tetapi juga orang tua yang kini lebih tenang karena kebutuhan gizi anaknya terpenuhi,” ujarnya.
Marroli juga menekankan pentingnya strategi komunikasi publik dalam menghadapi isu-isu krisis yang kerap muncul terkait pelaksanaan program MBG. Di era digital, informasi negatif dapat menyebar cepat, namun informasi positif yang relevan dan kredibel memiliki daya jangkau lebih luas. “Pesan positif tentang MBG harus terus digaungkan, tidak hanya di media sosial, tetapi juga di ruang-ruang percakapan masyarakat seperti grup WhatsApp dan komunitas lokal. Kami sedang menyiapkan panduan komunikasi publik agar seluruh jajaran pemerintah, pusat maupun daerah, memiliki keselarasan dalam menyampaikan pesan, sehingga isu krisis bisa ditangani cepat, tepat, dan menenangkan publik,” jelasnya.
Sementara itu, Ganjar Jationo menyampaikan apresiasi atas terlaksananya forum ini di Lampung. Ia menyebut kegiatan ini sebagai wadah strategis untuk memperkuat koordinasi antarinstansi, menyamakan persepsi, dan meningkatkan kompetensi komunikasi publik di daerah. “Keberhasilan komunikasi publik tidak hanya bergantung pada penyebaran informasi, tetapi juga pada kemampuan meramu pesan agar kredibel, sederhana, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kehadiran pejabat publik sangat penting saat terjadi krisis, agar masyarakat mendapatkan informasi resmi dan tidak terjadi spekulasi di ruang publik,” kata Ganjar.
Forum ini juga menghadirkan diskusi panel yang diikuti oleh praktisi komunikasi Jojo S. Nugroho dan praktisi kehumasan Fardila Astari, dengan moderator Muhammad Aprizal Arsyita, Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik Diskominfotik Provinsi Lampung. Diskusi membahas teknik komunikasi berbasis isu krisis, strategi storytelling yang efektif, serta pemanfaatan media digital dan sosial untuk memperluas jangkauan pesan.
Selain itu, forum menekankan pentingnya evaluasi dan monitoring komunikasi publik sebagai bagian dari pengelolaan risiko informasi. Dengan adanya data yang terukur, pemerintah daerah dapat menyesuaikan strategi komunikasi agar pesan MBG tersampaikan dengan tepat sasaran dan meminimalkan kesalahpahaman di masyarakat.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat sinergi komunikasi MBG di tingkat daerah. Dengan strategi komunikasi yang matang, masyarakat akan semakin memahami manfaat program MBG, sehingga dukungan publik dapat terus terjaga, dan program nasional ini dapat berjalan optimal. Lebih dari itu, forum ini juga diharapkan menjadi model bagi daerah lain dalam menyelaraskan program nasional dengan komunikasi publik yang efektif, adaptif, dan responsif terhadap isu-isu yang muncul.***







