oleh

Eva Dwiana Sosialisasi Imunisasi Hepatitis B di Puskesmas

BANDAR LAMPUNG, Saibetik.com – Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana menghimbau orang tua untuk segera mengantarkan anaknya imuniasasi hepatitis B ke puskesmas.

Hal tersebut disampaikannya saat meninjau pelaksanaan Pembelajatan Tatap Muka di SMPN 22 Bandar Lampung, Kamis (12/5/2022).

Menurut Eva, selain untuk imunitas dan mencapai sasaran imunisasi. Vaksin hepatitis B, sebagai upaya pencegahan dari hepatitis akut misterius pada anak.

“Bagi anak yang belum vaksin hepatitis B segera datang ke puskesmas. Ayok datang kan gratis,” kata Eva.

Eva Dwiana meminta dinas kesehatan untuk memantau kegiatan imunisasi hepatitis B. Untuk menjaga dan mencegah hal buruk terhadap kesehatan generasi penerus.

“Karena kalau kita sayang dengan generasi muda, maka kita sosialisasikan. Karena lebih baik mencegah daripada mengobati,” ungkapnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung, Desti Mega Putri mengatakan untuk mencapai kekebalan kelompok, setidaknya harus ada 90 persen atau sebanyak 15.606 anak yang melaksanakan imunisasi dasar lengkap.

Imunisasi dasar lengkap yakni DPT-HB-Hib, polio tetes, polio suntik, dan campak rubela. Yang mana  sasarannya di Kota Bandar Lampung tahun ini diberikan pada sebanyak 17.340 anak.

Namun, selama dua tahun pandemi Covid-19, tercatat ada 3.970 anak di Bandar Lampung yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Dengan rincian tahun 2020 ada 2.738 dan 2021 ada 1.232 anak.

“Imunisasi kelompok anak usia 0-11 bulan itu  dilakukan sebagai upaya penciptaan kekebalan imunitas anak,” kata Desti.

Desti mengungkapkan, untuk penanganan pasien dengan gejala hepatitis akut misterius disiapkan secara prosedur di Puskesmas.

“Menindaklanjuti aarahan Kementerian Kesehatan RI tentang langkah penanganan bila ditemukan pasien dengan gejala hepatitis akut misterius. Langkah itu dalam sekip layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit,” jelasnya.

Kendati begitu, ia meminta agar adanya respon yang cepat dari masyarakat bila ditemukan gejala-gejala, yakni menyerang sistem pencernaan pada anak usia 9 bulan sampai 16 tahun.

Terjadi mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.

“Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal,” pungkasnya.***

Laporan Redaksi Saibetik

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed