SAIBETIK–Perselingkuhan adalah situasi yang kompleks dan memiliki dampak yang signifikan tidak hanya pada hubungan antara pasangan tetapi juga terhadap anak-anak yang terlibat dalam dinamika keluarga.
Berikut 5 dampak perselingkuhan orang tua terhadap perkembangan anak-anak;
1. Kecemasan dan Ketidakstabilan Emosional
Anak-anak yang mengetahui atau merasakan adanya perselingkuhan dalam keluarga mereka sering kali mengalami kecemasan dan ketidakstabilan emosional. Mereka mungkin merasa bingung, tidak aman, atau kehilangan kepercayaan pada orang tua mereka. Ketidakpastian mengenai masa depan keluarga dan ketidakmampuan untuk memahami kompleksitas hubungan dewasa dapat mengganggu perkembangan emosional mereka.
2. Gangguan Perilaku dan Kinerja Akademik
Dampak psikologis dari perselingkuhan dapat memengaruhi perilaku dan kinerja akademik anak-anak. Anak-anak mungkin menunjukkan perilaku yang tidak terkendali, seperti agresi, penarikan diri, atau perilaku merusak. Hal ini juga dapat mempengaruhi konsentrasi mereka dalam belajar dan mengganggu pencapaian akademis mereka.
3. Masalah Kepercayaan dan Hubungan Interpersonal
Anak-anak yang orantuanya terlibat dalam situasi perselingkuhan sering kali mengalami masalah kepercayaan terhadap orang dewasa dan pengaruh dari hubungan interpersonal. Mereka dapat mengembangkan pola pikir yang meragukan atau skeptis terhadap komitmen dan kejujuran dalam hubungan, yang dapat mempengaruhi hubungan mereka di masa dewasa.
4. Model Perilaku yang Buruk
Perselingkuhan dalam keluarga dapat menjadi model perilaku yang buruk bagi anak-anak. Mereka dapat menginternalisasi dan mengulang pola yang sama dalam hubungan mereka di masa depan, jika tidak ada pendampingan atau dukungan yang memadai untuk membimbing mereka mengenai nilai-nilai kejujuran, komitmen, dan penghargaan terhadap hubungan yang sehat.
5. Kesulitan dalam Membangun Identitas dan Kebutuhan Akan Dukungan Emosional
Anak-anak dari keluarga yang terpengaruh oleh perselingkuhan mungkin mengalami kesulitan dalam membentuk identitas mereka sendiri dan memenuhi kebutuhan akan dukungan emosional. Mereka mungkin merasa terisolasi atau tidak didukung dalam menjalani perubahan sosial dan emosional yang alami selama masa pertumbuhan mereka.*