• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Selasa, Juli 1, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home REDAKSI

Sungai yang Mengalir di Otak dan Taman dalam Ingatan: Algoritma Puitis Isbedy Stiawan

Melda by Melda
24/02/2025
in REDAKSI
Sungai yang Mengalir di Otak dan Taman dalam Ingatan: Algoritma Puitis Isbedy Stiawan

SAIBETIK- Ada jejak emosi sekaligus sejumput “jiwa” dalam sekuntum puisi. Dalam laboratorium tak kasatmata yang kita sebut “pikiran”, triliunan sinapsis menyala seperti ledakan kunang-kunang di kegelapan, merajut pola dari kekacauan. Sebuah keteraturan dalam kekacauan.

Isbedy Stiawan—dengan 55 bukunya yang telah diterbitkan—adalah maestro yang dengan mudah menemukan formula untuk mengubah letupan ide menjadi metafora yang nikmat dan penuh makna.

Otak Bekerja Secara Kreatif

Kreativitas seorang penyair adalah tarian antara pikiran, visi, dan kontrol kognitif. Ketika seorang penyair memandang sungai, otaknya tidak hanya merekamnya sebagai aliran air, melainkan memicu “badai asosiasi”: sungai menjadi garis waktu, luka yang mengalir, atau cinta yang tak pernah beku.

BeritaTerkait

Isbedy Luncurkan Buku Puisi Menungguku Tiba: Jejak Cinta, Kenangan, dan Maut

Workshop Menulis Puisi PW Muhammadiyah Dimulai di UMPRI, Isbedy Stiawan ZS Bagi Ilmu dan Inspirasi

Di sini, proses ini bekerja seperti penyuling, mengubah persepsi mentah menjadi simbol yang menggugah.

Beberapa penyair terkenal juga menjadikan sungai sebagai metafora ekspresi:

  • William Wordsworth menggambarkan sungai sebagai refleksi perasaan dan ketenangan hidup.
  • Robert Frost dalam “West-Running Brook” menggunakan sungai untuk melambangkan perjalanan dan perubahan dalam kehidupan.
  • Emily Dickinson melihat sungai sebagai jembatan antara kehidupan dan kematian.

Taman sebagai Simbol dan Ruang Ingatan

Taman, dalam konteks ini, adalah ruang tempat 1001 pengalaman baru dituai dan tumbuh kembali. Seperti bunga yang disemai, setiap pengalaman membentuk ingatan baru. Pablo Neruda pernah menulis: “Bunga-bunga tumbuh dari luka yang kita siram diam-diam.” Sebuah proses yang serupa dengan bagaimana ingatan emosional disimpan dan diolah menjadi simbol-simbol puitis.

Penyair lain yang menjadikan taman sebagai simbol dalam puisinya antara lain:

  • T.S. Eliot, dalam “Burnt Norton”, menggambarkan taman sebagai ekspresi waktu yang berlalu dan idiom keabadian.
  • Rainer Maria Rilke menjadikan taman sebagai ruang refleksi dan spiritualitas.
  • Seamus Heaney mengeksplorasi taman sebagai tempat kenangan masa kecil dan refleksi diri.

Pengalaman dan Disiplin Menulis

Bertahun-tahun pengalaman membentuk kepekaan seorang penyair. Setiap kali penyair menulis, ia semakin tajam menangkap nuansa kehidupan—mirip sungai yang mengukir lembah—mempercepat transmisi ide dan perasaan. Langston Hughes, penyair Harlem yang memitoskan Sungai Mississippi sebagai saksi sejarah perbudakan, menunjukkan bagaimana konsistensi dan disiplin dalam menulis dapat mengubah kepekaan menjadi puisi yang tajam.

Puisi sebagai Algoritma Puitis

Buku “Satu Ciuman, Dua Pelukan” adalah salah satu puncak dari proses kreatif Isbedy Stiawan. Dalam karyanya, sungai bukan sekadar metafora, melainkan algoritma: aliran emosi ketika jatuh cinta, percikan permenungan saat merayakan sesuatu, dan epifani di detik pertama inspirasi tiba. Taman-taman dalam puisinya adalah ruang ingatan yang dihuni oleh segala yang pernah disentuh, dicium, dan dirindukan. Seperti kata Neruda: “Cinta begitu pendek, lupa begitu panjang.” Sebuah frasa yang lahir dari kedalaman emosi dan refleksi.

Utang Rasa

Menulis puisi adalah upaya mengubah kekacauan pikiran menjadi keindahan yang teratur. Otak manusia—dengan segala kompleksitasnya—bagaikan sungai yang tak pernah berhenti mencari muara. Isbedy Stiawan telah membuktikan bahwa di setiap belokan sungai, di sudut tersembunyi taman ingatan, selalu ada puisi yang menunggu dipetik—kemudian ditanam kembali sebagai benih inspirasi bagi generasi mendatang. Saya, dan segenap pembaca karya Isbedy Stiawan, tentu “berutang rasa” atas warisan kata-katanya.***

Source: Isbedy Stiawan
Tags: InspirasiKataIsbedyStiawanLiterasiPUISISastraIndonesiaSungaiPuitisTamanIngatan
ShareTweetSendShare
Previous Post

Polsek Jati Agung Tangkap Empat Pelaku Pencurian dengan Pemberatan

Next Post

Jelang Ramadan, Pemkab Pesawaran Intensif Pantau Harga Pangan di Pasar Tradisional

Next Post
Jelang Ramadan, Pemkab Pesawaran Intensif Pantau Harga Pangan di Pasar Tradisional

Jelang Ramadan, Pemkab Pesawaran Intensif Pantau Harga Pangan di Pasar Tradisional

Cara Membuat Spaghetti Bolognese Rumahan yang Lezat

Cara Membuat Spaghetti Bolognese Rumahan yang Lezat

402 Siswa PSHT NIC 068 Lambar Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Sabuk Hijau ke Putih

402 Siswa PSHT NIC 068 Lambar Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Sabuk Hijau ke Putih

Wakil Bupati Lampung Tengah I Komang Koheri Pimpin Apel Perdana Pasca Pelantikan

Wakil Bupati Lampung Tengah I Komang Koheri Pimpin Apel Perdana Pasca Pelantikan

Hari Pertama Bertugas, Wabup Pringsewu Umi Laila Silaturahmi dengan Pegawai Sekretariat

Hari Pertama Bertugas, Wabup Pringsewu Umi Laila Silaturahmi dengan Pegawai Sekretariat

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Dari Pabrik Kecil ke Program Nasional: Tempe Sehat Sutikno Siap Dukung Makan Bergizi Gratis di Bandar Lampung

Dari Pabrik Kecil ke Program Nasional: Tempe Sehat Sutikno Siap Dukung Makan Bergizi Gratis di Bandar Lampung

01/07/2025
Sinergi Tanpa Sekat: Danbrigif 4 Mar/BS dan Ibu Hadiri HUT Bhayangkara ke-79 di Polda Lampung

Sinergi Tanpa Sekat: Danbrigif 4 Mar/BS dan Ibu Hadiri HUT Bhayangkara ke-79 di Polda Lampung

01/07/2025
Akhiri Pengabdian, Pemprov Lampung Beri Penghormatan kepada Kadis Lingkungan Hidup Emilia Kusumawati

Akhiri Pengabdian, Pemprov Lampung Beri Penghormatan kepada Kadis Lingkungan Hidup Emilia Kusumawati

01/07/2025
Bupati Lampung Utara Tegaskan: Tak Ada Titipan, Tak Ada Pungli dalam Penerimaan Siswa Baru

Bupati Lampung Utara Tegaskan: Tak Ada Titipan, Tak Ada Pungli dalam Penerimaan Siswa Baru

01/07/2025
Kapolda Lampung Ajak Masyarakat Kawal dan Kritik Polri: Bukti Cinta, Bukan Cela

Kapolda Lampung Ajak Masyarakat Kawal dan Kritik Polri: Bukti Cinta, Bukan Cela

01/07/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved