SAIBETIK– Menjelang aksi demonstrasi yang akan digelar pada Senin (1/9/2025), Ketua Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Lampung terpilih, Dr. Ir. H. Firmansyah Y Alfian, MBA., M.Sc., mengeluarkan imbauan agar seluruh peserta aksi tetap mengedepankan cara-cara damai dalam menyampaikan aspirasi.
“Demonstrasi adalah hak konstitusional warga negara, tetapi harus dilakukan secara tertib, damai, dan penuh tanggung jawab. Jangan sampai aksi yang seharusnya menyuarakan kepentingan rakyat justru dicederai oleh tindakan anarkis atau merugikan masyarakat,” ujar Firmansyah pada Senin pagi.
Menurut Firmansyah, praktik anarkis dan perusakan fasilitas umum hanya akan merusak citra perjuangan rakyat. Aspirasi yang disampaikan dengan cara santun akan lebih mudah diterima oleh wakil rakyat maupun pemerintah, sementara kekerasan dan kerusuhan justru menimbulkan kerugian bagi masyarakat sendiri. “Kalau damai, aspirasi akan lebih didengar. Tapi kalau rusuh, yang muncul hanya kerugian dan citra buruk bagi masyarakat sendiri,” tegasnya.
Firmansyah juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang meninggal dunia akibat insiden dengan kendaraan taktis saat gelombang aksi sebelumnya. “Saya sangat berduka atas wafatnya almarhum Affan Kurniawan. Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya, mengampuni segala khilafnya, dan memberikan kekuatan serta kesabaran bagi keluarga yang ditinggalkan,” katanya.
Peristiwa tragis tersebut menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk menjaga kondusivitas dalam aksi. Firmansyah menegaskan, tujuan demonstrasi adalah menyampaikan aspirasi, bukan ajang bentrokan atau kekerasan. “Kita tidak ingin ada lagi korban jiwa. Marilah kita sama-sama menjadikan demonstrasi sebagai wadah aspirasi yang benar-benar konstruktif,” ujarnya.
Mantan Rektor IIB Darmajaya itu berharap peserta aksi di Lampung dapat menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi dan menjadi teladan bagi daerah lain. Demonstrasi yang damai, kata Firmansyah, akan memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia mampu menyuarakan pendapat tanpa harus merusak fasilitas umum.
Firmansyah juga menekankan pesan penting bagi pendemo di seluruh Indonesia. “Praktik penjarahan dan perusakan fasilitas umum harus segera dihentikan. Itu bukan jalan keluar, apalagi bukan cerminan perjuangan rakyat. Penjarahan justru melukai rakyat kecil yang menjadi korban, seperti pemilik warung, toko, dan fasilitas umum yang digunakan bersama,” jelasnya.
Dalam pandangan Firmansyah, dialog merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan persoalan bangsa. Aksi damai akan menunjukkan kedewasaan masyarakat Indonesia dalam berdemokrasi dan memberikan ruang yang sehat bagi penyampaian aspirasi.
Selain itu, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Lampung ini juga mengingatkan aparat keamanan untuk bersikap humanis dalam mengawal aksi. “Sinergi antara aparat dan masyarakat sangat penting agar unjuk rasa bisa berlangsung aman dan lancar. Aparat jangan represif, masyarakat juga jangan provokatif. Jika keduanya saling menjaga, insyaAllah aksi bisa tertib dan aman,” katanya.
Firmansyah menekankan bahwa kesuksesan demonstrasi damai tidak hanya mengandalkan peserta aksi, tetapi juga peran pemerintah, aparat keamanan, dan seluruh elemen masyarakat. Dengan saling menghormati dan menahan diri, aspirasi rakyat dapat tersampaikan secara efektif tanpa menimbulkan kerugian bagi pihak manapun.***