SAIBETIK — Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Pelatihan Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (JITUPASNA) Tahun 2025, Kamis (19/6). Bertempat di Aula Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas aparatur dalam merumuskan langkah-langkah pemulihan yang cepat, tepat, dan terukur pascabencana.
Mewakili Bupati Pesawaran, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Chabrasman, S.T., membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa pelatihan ini adalah bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam membangun ketangguhan daerah secara menyeluruh.
“Pelatihan ini bukan sekadar seremoni, melainkan upaya konkret membentuk sistem pemulihan pascabencana yang berbasis data, responsif, dan berkelanjutan melalui sinergi lintas sektor,” ungkap Chabrasman.
Ia juga menyoroti bahwa dampak bencana bukan hanya pada kerusakan fisik, melainkan menjalar hingga ke ranah sosial, ekonomi, bahkan psikologis warga. Maka dari itu, dibutuhkan aparatur yang terlatih dalam menyusun dokumen rehabilitasi dan rekonstruksi (R3P) yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Pelatihan yang diikuti oleh perwakilan berbagai OPD ini menghadirkan narasumber ahli di bidang kebencanaan. Peserta dibekali materi tentang manajemen pemulihan pascabencana, penyusunan R3P, hingga integrasi dokumen pemulihan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Kepala Pelaksana BPBD Pesawaran, Drs. Sopyan Agani, M.H., dalam paparannya menegaskan pentingnya penerapan prinsip build back better and safer dalam setiap tahapan pemulihan, dengan memperhatikan kearifan lokal dan prinsip pengurangan risiko bencana jangka panjang.
“Tujuan akhir dari pelatihan ini adalah membentuk sumber daya manusia yang profesional, siap siaga, dan mampu melakukan pengkajian kebutuhan pascabencana secara cepat dan komprehensif,” tegas Sopyan.
Dengan pelatihan ini, Pemkab Pesawaran berharap dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat ketangguhan daerah dalam menghadapi berbagai potensi bencana di masa depan.***