SAIBETIK– Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela membuka Pelatihan Kader Nasional (PKN) ke-19 Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) di Aula BPMP Provinsi Lampung, Kamis (7/8/2025).
Dalam sambutannya, Jihan mengajak seluruh kader PMII untuk menjadi pribadi tangguh, berkarakter kuat, dan siap menghadapi dinamika zaman. Ia menekankan pentingnya dua pilar utama yang harus dimiliki kader PMII: disiplin intelektualisme dan disiplin moral.
“PMII bukan hanya hadir sebagai kekuatan penggerak, tapi juga sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan melalui ide dan gagasan yang memberi solusi bagi masyarakat,” kata Jihan.
Ia menambahkan bahwa intelektualisme saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan moralitas yang kuat. “Ide dan gagasan tanpa moral hanya akan menjadi suara yang hilang dalam perubahan. Moral adalah kunci dalam setiap aspek kehidupan,” lanjutnya.
Jihan juga mengapresiasi PB PMII karena telah memilih Lampung sebagai tuan rumah pelatihan kader nasional tahun ini. Ia melihat pertumbuhan PMII di Lampung sebagai kekuatan moral dan intelektual yang ikut mengawal kepentingan masyarakat luas.
“Saya menyaksikan langsung bagaimana PMII di Lampung bergerak bukan karena kepentingan pragmatis, tetapi sebagai garda ideologis yang berjuang untuk masyarakat,” ujarnya.
Ketua Umum PB PMII, M. Shofiyulloh Cokro, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pemerintah Provinsi Lampung dalam penyelenggaraan PKN ini. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen PB PMII untuk menyelenggarakan pelatihan kader secara merata di seluruh Indonesia, dan Lampung menjadi titik awal di Pulau Sumatera.
Shofiyulloh menegaskan pentingnya keberpihakan sebagai prinsip dasar dalam ber-PMII. Ia mencontohkan bahwa apa pun posisi kader nantinya—baik di pemerintahan, akademisi, maupun di masyarakat umum—harus tetap berpihak kepada rakyat kecil.
“PMII sejak awal didirikan 65 tahun lalu selalu mengambil posisi tegas: berpihak pada rakyat. Itu harus terus dipegang oleh setiap kader,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh peserta PKN untuk menjalani pelatihan ini dengan sepenuh hati. Menurutnya, pelatihan kader bukan hanya sebuah agenda organisasi, tapi proses pembentukan jati diri yang mengandung tanggung jawab besar.
“Ini bukan hanya hak kalian, tapi juga tanggung jawab kalian sebagai kader PMII,” tutup Shofiyulloh.
Pelatihan Kader Nasional ini menjadi bukti konsistensi PMII dalam mencetak generasi muda Islam yang tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga menjunjung tinggi nilai moral dan keberpihakan sosial.***