SAIBETIK– Angka penderita diabetes di Indonesia semakin meningkat, menandakan sebuah keadaan darurat kesehatan yang perlu perhatian serius. Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF) 2023, jumlah penderita diabetes global telah mencapai 537 juta orang dewasa, dan diproyeksikan akan melonjak menjadi 783 juta pada tahun 2045.
Di Indonesia, yang kini menempati posisi ke-7 sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi, tercatat sekitar 19,5 juta kasus diabetes di kalangan orang dewasa. Padri Setiawan, S.Kep, Founder Epitel Indonesia, menyatakan bahwa kondisi ini menjadi tantangan besar bagi sistem kesehatan nasional.
“Angka penderita diabetes yang terus meningkat mencerminkan pola hidup yang semakin tidak sehat, ditambah dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini,” ujar Padri saat ditemui di kantornya, Jumat, 16 Januari 2025.
Menurutnya, salah satu penyebab utama adalah gaya hidup masyarakat yang kurang sehat, termasuk konsumsi makanan olahan dan manis, serta minimnya aktivitas fisik.
Kasus Diabetes yang Semakin Mengkhawatirkan di Indonesia
Asrul, Amd. Kep, Co-Founder Epitel Indonesia, menambahkan bahwa banyak penderita diabetes di Indonesia yang tidak terdiagnosis hingga mencapai tahap komplikasi. Banyak pasien baru datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah mengalami komplikasi serius, seperti luka diabetes yang sulit sembuh, penyakit jantung, atau gagal ginjal. Padahal, deteksi dini bisa mencegah kondisi tersebut memburuk.
“Gejala awal diabetes sering diabaikan, seperti sering haus, sering buang air kecil, dan luka yang sulit sembuh. Saat pasien menyadari, penyakit ini sudah berada di tahap yang lebih parah,” ujar Asrul.
Tren Diabetes Tipe 2 pada Anak dan Remaja
Yang lebih memprihatinkan, menurut Asrul, adalah meningkatnya jumlah penderita diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja. Penyakit yang sebelumnya lebih banyak ditemukan pada orang dewasa ini kini semakin banyak diderita oleh kalangan muda.
“Makanan cepat saji, minuman manis, dan kurangnya aktivitas fisik membuat anak-anak lebih rentan terkena diabetes di usia muda,” tambahnya.
Pencegahan dan Edukasi untuk Menghindari Bahaya Diabetes
Padri menekankan pentingnya edukasi sejak dini untuk mencegah generasi muda terjebak dalam lingkaran diabetes. Dari segi ekonomi, diabetes memberikan beban berat pada sistem kesehatan negara, terutama jika penyakit ini berkembang menjadi komplikasi seperti amputasi atau gagal ginjal.
“Pengobatan diabetes membutuhkan biaya yang besar. Tidak hanya individu yang terpengaruh, tetapi juga keluarga dan produktivitas masyarakat. Orang yang menderita diabetes sering kehilangan kemampuan untuk bekerja,” tambah Padri.
Sebagai penyedia layanan perawatan luka diabetes, Epitel Indonesia memiliki peran penting dalam memberikan solusi terhadap masalah ini. Padri dan Asrul sepakat bahwa langkah pencegahan adalah kunci utama.
“Pencegahan diabetes harus dimulai dari edukasi dan perubahan pola hidup. Masyarakat perlu memahami bahwa diabetes bukan hanya soal gula darah, tetapi juga gaya hidup secara keseluruhan,” jelas Padri.
Asrul menambahkan bahwa deteksi dini dan manajemen kasus adalah hal yang sangat penting. “Kami di Epitel Indonesia tidak hanya fokus pada perawatan luka diabetes, tetapi juga edukasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pengelolaan stres sangat penting,” ujarnya.
Pesan untuk Masyarakat
Keduanya menyampaikan pesan penting bagi masyarakat: “Diabetes adalah penyakit yang bisa dikelola. Jangan tunggu sampai komplikasi datang untuk peduli terhadap kesehatan Anda. Mulailah dengan pola makan sehat, olahraga rutin, dan periksa kesehatan secara berkala,” kata Padri.
Asrul menambahkan, “Kami di Epitel Indonesia siap membantu masyarakat, baik dalam perawatan luka diabetes maupun memberikan edukasi. Kesehatan adalah investasi, dan mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.”
Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan penyedia layanan kesehatan seperti Epitel Indonesia, diharapkan angka penderita diabetes dapat ditekan, dan masyarakat Indonesia dapat hidup lebih sehat serta produktif.
Fakta Diabetes di Indonesia (2023):
– Jumlah Kasus: 19,5 juta orang dewasa
– Komplikasi Utama: Luka diabetes, gagal ginjal, penyakit jantung
– Faktor Risiko: Gaya hidup tidak sehat, obesitas, kurang aktivitas fisik
Jangan tunggu gula darah merusak tubuh Anda. Mulailah hidup sehat hari ini.***