SAIBETIK – Aksi damai “Lampung Bersama Palestina Jilid III” yang semula dijadwalkan pada 18 April 2025, kini resmi digelar sehari setelahnya, pada Jumat, 19 April 2025. Perubahan ini dilakukan sebagai bentuk toleransi dan penghormatan terhadap umat Kristiani yang merayakan rangkaian hari suci.
Namun satu hal pasti: jadwal boleh bergeser, tetapi suara kemanusiaan tidak akan pernah mundur.
Lebih dari sekadar unjuk rasa, aksi ini menjadi ruang penyatuan berbagai elemen masyarakat untuk menyuarakan keprihatinan atas krisis kemanusiaan yang terus mengoyak Gaza. Data terbaru menyebutkan, lebih dari 51 ribu korban jiwa telah tercatat. Tragisnya, 20 ribu di antaranya adalah anak-anak.
“Ini bukan soal agama, ini soal nurani,” tegas Yasir, koordinator aksi. Ia menggambarkan luka yang terlalu dalam di Gaza—bayi yang tak sempat menangis, anak-anak yang tak sempat tumbuh besar, ibu yang meregang nyawa dalam dekapan anaknya.
“Kita hanya perlu menjadi manusia untuk peduli,” lanjutnya. “Kalau dunia diam, kita di Lampung tidak akan tinggal diam.”
Aksi ini akan dimulai pukul 13.00 WIB, dengan titik kumpul di depan Masjid Taqwa Ramayana, Tanjung Karang. Seluruh masyarakat, tanpa memandang agama, organisasi, profesi, atau usia, diundang untuk hadir.
“Datanglah bukan karena politik, tapi karena hati. Suara kita mungkin tak bisa menghentikan bom, tapi bisa jadi gema harapan bagi yang tersisa di Gaza,” ujar Yasir.
Ia juga menambahkan bahwa keputusan penundaan jadwal justru memperkuat makna dari aksi ini: bahwa kemanusiaan harus berjalan seiring penghormatan dan toleransi antariman.
“Kami memohon maaf atas perubahan jadwal ini. Tapi kami percaya, semangat akan semakin besar ketika semua merasa dihargai,” pungkasnya.***