SAIBETIK— Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat kembali menunjukkan kepedulian terhadap desa. Kali ini, lewat kunjungan kerja ke Desa Bumi Daya (Palas) dan Desa Sidoharjo (Way Panji), Lampung Selatan.
Dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Rernard Abdul Haris, M.Sc selaku Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, kunjungan ini disambut hangat oleh Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela, Wakil Bupati Lampung Selatan M. Syaiful Anwar, serta unsur Forkopimda.
Dari Bantuan ke Pemberdayaan: Paradigma Baru Pembangunan Desa
Dalam sambutannya, Prof. Haris menegaskan bahwa pendekatan pembangunan kini harus bergeser dari bantuan langsung menjadi pemberdayaan berkelanjutan.
“Kita tidak lagi hanya memberi bantuan. Kita bangun kapasitas, kita dorong pemberdayaan yang menyeluruh,” ujarnya.
Ia juga menyinggung Inpres No. 8 Tahun 2025 tentang Pengentasan Kemiskinan Ekstrem sebagai landasan kuat sinergi lintas sektor.
Alsintan, Infrastruktur, dan Nilai Tambah Produk Pertanian
Wabup Syaiful Anwar memanfaatkan momen ini untuk menyuarakan kondisi infrastruktur di wilayahnya, termasuk 70 persen jalan di Kecamatan Palas yang rusak berat, serta keterbatasan alat dan tenaga kerja pertanian.
Namun, potensi Lampung Selatan tak main-main.
Berikut beberapa data produksi strategis:
- Padi: 335.112 ton (peringkat 4 se-Lampung)
- Jagung: 824.197 ton (peringkat 2)
- Pisang: 5,7 juta kuintal (peringkat 1)
- Kelapa dalam: 20.340 ton (peringkat 1)
Desaku Maju: Jawaban atas Ketimpangan Desa Penghasil tapi Miskin
Wagub Jihan Nurlela menyoroti ironi desa sebagai penghasil pangan terbesar tapi justru kantong kemiskinan. Program Desaku Maju hadir sebagai solusi dengan pendekatan:
- Penyediaan alsintan & dryer
- Pelatihan teknisi pertanian
- Digitalisasi UMKM
- Penguatan BUMDes
“Kalau gabah diolah jadi beras premium, nilainya bisa meningkat dari Rp20 triliun ke Rp50 triliun. Nilai tambah itu yang harus dikejar,” tegasnya.
Sekolah Rakyat dan Masa Depan Anak Desa
Menutup kunjungan, Prof. Haris mengumumkan rencana pendirian Sekolah Rakyat berbasis asrama bagi anak-anak dari keluarga miskin di desa. Program ini menjadi bagian dari upaya pemerataan akses pendidikan bagi masyarakat prasejahtera.
Seremonial dengan Aksi Nyata
Kegiatan ditutup dengan penyerahan simbolis alat combine harvester, serta uji coba alsintan di lahan pertanian. Seluruh rangkaian acara menjadi bukti bahwa sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan warga adalah fondasi menuju kemandirian pangan dan kesejahteraan petani.
“Dari desa kita bangun negeri. Bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk generasi yang akan datang.”***