SAIBETIK – Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPD HNSI) Lampung menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Menjaga Kedaulatan Laut untuk Terjaminnya Ruang Tangkap Ikan bagi Nelayan Lampung”, Jumat (21/3/2025). Acara berlangsung di Cafe Ubur-Ubur, Kelurahan Bumi Waras, Bandar Lampung, dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Anggota DPD RI, Bustami Zainudin, serta perwakilan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) HNSI se-Lampung.
Senator Bustami: Data Akurat, Kebijakan Tepat
Dalam diskusi tersebut, Senator Lampung, Bustami Zainudin, menekankan pentingnya informasi yang akurat mengenai kondisi kehidupan nelayan.
💬 “Kami berharap HNSI Lampung dapat menyampaikan data yang benar dan faktual. Dengan begitu, kami bisa memperjuangkan aspirasi nelayan di tingkat nasional dan menyampaikannya kepada instansi terkait,” ujar Bustami.
Para peserta aktif memberikan tanggapan, analisis, kritik, dan saran dalam forum tersebut guna mencari solusi terbaik bagi nelayan Lampung.
Menolak Privatisasi Laut: Suara Nelayan untuk Keadilan
Ketua DPD HNSI Lampung, Kusaeri Suwandi, menegaskan bahwa laut tidak boleh diprivatisasi karena bertentangan dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan rakyat.
📌 Lima alasan utama menolak privatisasi laut:
1️⃣ Laut adalah milik bersama (common property), bukan hak eksklusif pihak tertentu.
2️⃣ Bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 33 ayat (4) tentang perekonomian berbasis kesejahteraan rakyat.
3️⃣ Melanggar prinsip demokrasi ekonomi yang mengutamakan keseimbangan dan keadilan.
4️⃣ Mengancam keberlangsungan nelayan kecil dan tradisional, karena akses mereka ke laut bisa dibatasi.
5️⃣ Berpotensi memperburuk kesejahteraan masyarakat pesisir, yang bergantung pada hasil laut.
🗣️ “Privatisasi laut hanya menguntungkan segelintir pihak dan merugikan nelayan kecil. Ini bisa mencederai tujuan pembangunan nasional serta mengganggu keseimbangan ekosistem laut,” tegas Kusaeri.
Kolaborasi untuk Kesejahteraan Nelayan
FGD ini menghadirkan pemantik diskusi, yaitu Kusaeri Suwandi, Jefri, dan Iswandi Cunang, dengan Usman Affandi sebagai moderator.
Diskusi yang berlangsung dinamis ini menyoroti ancaman eksploitasi laut, dampak kebijakan yang tidak berpihak pada nelayan kecil, serta solusi strategis untuk mempertahankan ruang tangkap ikan.
Buka Puasa Bersama: Simbol Kebersamaan
Sebagai penutup, acara diakhiri dengan buka puasa bersama antara pimpinan dan anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung. Momen ini menjadi simbol kebersamaan dalam memperjuangkan hak-hak nelayan dan menjaga kedaulatan laut Indonesia.***