SAIBETIK– Semangat gotong royong warga kembali menjadi motor penggerak pembangunan di Lampung. Hari pertama proses perbaikan Jembatan Gantung Pekon Tampang Muda, Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus, berjalan penuh antusias dan menunjukkan hasil yang signifikan.
Jembatan gantung ini merupakan jalur vital bagi warga setempat. Sebelumnya, kondisi jembatan yang rusak menghambat aktivitas sosial, ekonomi, hingga pendidikan. Kini, melalui kerja kolektif berbagai pihak, jembatan mulai terbentang kembali, menghadirkan optimisme baru bagi masyarakat Pekon Tampang Muda.
Kegiatan ini melibatkan masyarakat setempat yang secara sukarela bekerja bersama relawan Vertical Rescue Indonesia (VRI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Siaga Bencana (Tagana) Tanggamus, anggota TNI dan Polri, serta pelajar dan berbagai relawan dari organisasi kemasyarakatan. Semua pihak bahu-membahu, mulai dari persiapan material, pemasangan kabel, hingga pengecekan keamanan jembatan, menunjukkan kekompakan yang luar biasa.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, memberikan apresiasi tinggi terhadap kolaborasi ini. “Perbaikan Jembatan Gantung Tampang Muda adalah bukti bahwa semangat gotong royong, kebersamaan, dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat dapat menyelesaikan masalah krusial dengan cepat dan efektif. Ini bukan sekadar jembatan fisik, tetapi simbol persatuan dan kepedulian terhadap masyarakat,” ujar Gubernur.
Bupati Tanggamus juga hadir memberikan dukungan penuh, menekankan pentingnya jembatan sebagai penghubung kehidupan warga, mulai dari akses ke sekolah, pasar, hingga fasilitas kesehatan. “Jembatan ini adalah urat nadi perekonomian lokal. Dengan perbaikan ini, mobilitas masyarakat meningkat, distribusi kebutuhan pokok lancar, dan aktivitas sosial berjalan normal kembali,” jelas Bupati.
Keberhasilan gotong royong ini juga membuka ruang kolaborasi lebih luas antara pemerintah daerah, swasta, dan organisasi masyarakat. Sponsor lokal dan pihak swasta turut menyumbang material serta peralatan teknis, memastikan proses perbaikan berjalan aman dan efisien. Relawan VRI memastikan pemasangan tali dan kabel dilakukan sesuai standar keselamatan, sementara BPBD mengawasi risiko bencana agar proyek tetap aman.
Masyarakat setempat menyambut antusias langkah ini. Warga berharap jembatan yang diperkuat tidak hanya tahan lama, tetapi juga dapat menjadi simbol kekompakan dan kolaborasi lintas elemen. Anak-anak kini dapat kembali menyeberang untuk sekolah, pedagang mudah mengangkut dagangan, dan akses ke pusat layanan publik menjadi lancar.
Tak hanya fungsi praktis, jembatan ini juga menjadi simbol kebersamaan. Ketika masyarakat, aparat, dan relawan bersatu dalam satu tujuan, hasil yang dicapai tidak hanya fisik, tetapi juga membangun rasa percaya, solidaritas, dan semangat kolektif di tingkat lokal.
Dengan selesainya perbaikan tahap pertama ini, Pemerintah Kabupaten Tanggamus dan Provinsi Lampung berencana melakukan pemeliharaan rutin dan peningkatan kualitas jembatan agar lebih kuat menghadapi cuaca ekstrem dan beban aktivitas warga. Proyek ini menjadi contoh nyata bahwa gotong royong, jika dijalankan dengan disiplin dan koordinasi baik, mampu memberikan solusi cepat dan berdampak luas bagi masyarakat.
Jembatan Gantung Tampang Muda kini tidak hanya kembali fungsional, tetapi juga menguatkan nilai kebersamaan, kolaborasi, dan kepedulian sosial – fondasi penting dalam membangun Lampung yang bersatu dan maju.***