SAIBETIK– Sebanyak 148 Kepala Desa (Kades) se-Kabupaten Pesawaran bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesawaran melakukan kunjungan kerja dan studi tiru ke BUMDes Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Sakti, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), pada 25–28 Juli 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program capacity building dan kolaborasi antar daerah guna memperkuat peran desa dalam pembangunan ekonomi lokal yang terintegrasi dengan pasar regional hingga global.
Kepala Dinas PMD Pesawaran, Nur Asikin, menyebut bahwa kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mendorong peran aktif desa sebagai aktor utama pembangunan. Menurutnya, desa perlu memiliki kelembagaan yang kuat, pengelolaan profesional, dan daya saing tinggi agar siap menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketahanan pangan.
“Desa harus menjadi fondasi kemandirian bangsa. Kapasitas Kades harus terus ditingkatkan, agar mampu menjawab tantangan pelayanan publik, pengelolaan keuangan, dan pertumbuhan ekonomi lokal,” jelas Nur Asikin.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga berkaitan erat dengan kebijakan nasional yang tertuang dalam Keputusan Menteri Desa PDT RI Nomor 3 Tahun 2025, terkait prioritas penggunaan Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan.
BUMDes Teluk Bakau menjadi contoh nyata kesuksesan pengelolaan usaha desa. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Abdul Wahid, BUMDes ini sukses meraih keuntungan Rp112 juta pada 2024 dari unit usaha seperti keramba ikan, toko material, catering, kedai kopi, dan jasa lainnya. Prestasi ini juga mengantarkan Teluk Bakau meraih Juara 3 Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat nasional.
Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menyatakan kunjungan ini menjadi momentum penting dalam menyerap praktik terbaik pengelolaan desa dan regulasi pendukungnya.
“Kami ingin Kades kami belajar langsung bagaimana Perda, Pergub, hingga surat edaran bisa mendorong kemandirian desa,” ujar Dendi.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bintan Roby Kurniawan berharap sinergi antar daerah ini membawa manfaat jangka panjang. Kegiatan ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antar daerah antara Pesawaran dan Bintan.
Studi tiru ini juga menjadi bagian dari tindak lanjut MoU antar empat provinsi — Lampung, Kepri, Jawa Tengah, dan Maluku Utara — yang disahkan pada 14 Juni 2025. Kerja sama ini bertujuan membangun rantai pasok regional terintegrasi: Lampung fokus pada hortikultura, pariwisata, dan peternakan; Kepri sebagai gerbang ekspor ke Singapura dan Johor; sedangkan Jateng dan Maluku Utara menyokong sektor pangan dan kelautan.
Kegiatan ini juga diikuti oleh jajaran Pemkab Pesawaran, seperti Asisten I Sunyoto, Plt Kadis Pariwisata Jayadi Yasa, dan Kadis PMD Nur Asikin. Seluruh kepala desa yang hadir mengapresiasi kegiatan ini sebagai pengalaman berharga yang membuka cakrawala baru dalam membangun desa yang lebih mandiri, terhubung, dan berdaya saing.
“Kami pulang dengan banyak inspirasi, khususnya dalam tata kelola BUMDes, perencanaan keuangan, dan strategi pemberdayaan masyarakat,” ujar Rio Remota, Kades Hanura.
Dengan semangat kolaboratif dan visi desa modern, Pesawaran menegaskan diri sebagai daerah yang tak hanya membangun dari bawah, tetapi juga berani menatap pasar dunia.