• Redaksi
  • Tentang Kami
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
No Result
View All Result
Saibetik.com
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN
Selasa, Juli 1, 2025
No Result
View All Result
Saibetik.com
No Result
View All Result
Home REDAKSI

ASN Pemkab Lampung Selatan | Pemerhati Sosial | Purna Pramuka Jambore Dunia 1991

Melda by Melda
03/05/2025
in REDAKSI
ASN Pemkab Lampung Selatan | Pemerhati Sosial | Purna Pramuka Jambore Dunia 1991

Kolum Opini

Ketika Buku Tak Lagi Jadi Teman: Mencari Arah Literasi Lampung Selatan

Oleh: Dedi Miryanto, S.E., M.Si

BeritaTerkait

Sekolah Swasta Terancam Tutup, Forum Kepala Sekolah Kritik Kebijakan Disdik Lampung

Dinas Perpustakaan Pesawaran Dorong Literasi Digital Lewat Bimtek Literasi Informasi

SAIBETIK— Setiap tahunnya, saat kita memperingati Hari Pendidikan Nasional, kita sering disuguhi pidato, tema, dan semangat membangun generasi cerdas. Namun, di balik segala euforia tersebut, ada sebuah pertanyaan yang terus bergaung di benak saya: masihkah buku menjadi teman bagi anak-anak dan masyarakat Lampung Selatan? Atau buku kini hanya menjadi simbol pendidikan yang jauh dari keseharian kita?

Kenyataannya, di lapangan, banyak anak yang sudah bisa membaca, tapi tidak memahami apa yang mereka baca. Tak jarang pula orang dewasa yang aktif di media sosial, namun kesulitan membedakan antara informasi yang valid dan hoaks. Inilah paradoks literasi kita: bisa membaca, tapi belum tentu literat.

Literasi yang Tak Lagi Didekati

Di berbagai desa dan kecamatan, buku bacaan sering kali sulit ditemukan. Perpustakaan desa, meskipun ada, cenderung sepi pengunjung dan koleksinya pun terbatas. Guru-guru kita memang bekerja keras, namun mereka masih dibatasi oleh kurikulum yang tidak memberi ruang untuk mengembangkan minat baca. Di sisi lain, banyak orang tua yang sibuk dengan urusan ekonomi, sehingga membaca bukanlah bagian dari pola pengasuhan mereka.

Namun, ini bukan hanya soal kurangnya dana. Ini soal orientasi: apakah literasi sudah dianggap sebagai kebutuhan budaya, atau hanya sekadar proyek kerja pemerintah yang sesaat?

Menghidupkan Literasi di Tengah Keseharian

Saya percaya bahwa solusi literasi tidak harus mahal. Kita bisa memulainya dari tempat-tempat yang sudah ada dalam kehidupan kita sehari-hari: warung kopi, tempat berkumpulnya pemuda; pengajian ibu-ibu, yang bisa dijadikan ruang baca; atau majelis taklim, yang tidak hanya mengulas ayat, tetapi juga mengangkat nilai-nilai kehidupan yang ada dalam bacaan populer maupun lokal.

Mari kita ajak anak-anak untuk bercerita kembali apa yang mereka baca, bukan sekadar mengisi soal pilihan ganda. Kita bisa mengadakan lomba menulis cerita kampung, membuat podcast lokal, atau menulis catatan harian yang dikumpulkan di rumah baca sederhana.

Kebijakan yang Harus Menyentuh Komunitas

Pemerintah daerah memiliki peran kunci dalam memajukan literasi. Literasi tidak bisa hanya menjadi bagian dari program Dinas Pendidikan. Ia harus terintegrasi dalam pembangunan desa, kegiatan pemuda, PKK, bahkan musrenbang. Harus ada dukungan lintas sektor, dari perusahaan lokal, BUMDes, hingga lembaga zakat dan CSR swasta.

Lebih dari itu, kita perlu lebih dari sekadar fasilitas. Pendampingan yang tepat dan pemahaman terhadap konteks lokal adalah kunci. Kita memerlukan fasilitator literasi yang tahu kondisi setempat, bukan sekadar pengiriman buku tanpa adanya arahan.

Optimisme yang Perlu Dirawat

Walaupun tantangan masih banyak, saya percaya Lampung Selatan tidak kekurangan semangat. Saya melihat pemuda-pemuda desa mulai membuka ruang baca, guru-guru muda aktif membuat konten edukatif, dan beberapa komunitas mulai menyadari pentingnya membaca.

Ini adalah benih yang perlu kita sirami bersama. Literasi bukan hanya soal angka atau statistik, melainkan tentang membentuk cara berpikir, membangun karakter, dan mempersiapkan masyarakat menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.

Penutup: Kembali ke Buku, Kembali ke Makna

Jika kita ingin Lampung Selatan menjadi daerah yang maju dengan kecerdasan kolektif, kita harus kembali ke literasi. Kita harus mengembalikan buku sebagai sahabat hidup, bukan hanya sebagai pajangan di rak.

Bukan berarti kita menolak teknologi. Justru, kita harus memastikan bahwa teknologi digunakan untuk mendekatkan kita dengan bacaan yang bermakna, bukan menjauhkan kita dari makna itu sendiri.

Ketika buku tak lagi jadi teman, kita kehilangan pegangan dalam berpikir. Namun, ketika literasi hidup kembali, harapan akan menyala — pelan, pasti, dan mengakar.***

Source: AHMAD HIDAYAT
Tags: KebijakanPendidikanLiterasiDigitalLiterasiLampungSelatanPendidikanLampungSelatan
ShareTweetSendShare
Previous Post

Kapolda Lampung Dukung Program Pemutihan Pajak, Ajak Masyarakat Manfaatkan Kesempatan Emas Ini

Next Post

Wakil Gubernur Lampung Lantik Pejabat Administrator dan Pengawas

Next Post
Wakil Gubernur Lampung Lantik Pejabat Administrator dan Pengawas

Wakil Gubernur Lampung Lantik Pejabat Administrator dan Pengawas

Perkuat Perencanaan Pembangunan Lima Tahun Ke Depan, Pemprov Lampung Gelar Desk Renstra Perangkat Daerah

Perkuat Perencanaan Pembangunan Lima Tahun Ke Depan, Pemprov Lampung Gelar Desk Renstra Perangkat Daerah

Ibu Rumah Tangga Di Tangkap Polisi, Terlibat Kasus Penipuan dan Penggelapan

Ibu Rumah Tangga Di Tangkap Polisi, Terlibat Kasus Penipuan dan Penggelapan

Sebulan, Polresta Bandar Lampung Tangkap 28 Pelaku Narkoba

Sebulan, Polresta Bandar Lampung Tangkap 28 Pelaku Narkoba

Dukungan Politik yang Kuat, Nanda–Anton Siap Majukan Sektor Pertanian Pesawaran

Dukungan Politik yang Kuat, Nanda–Anton Siap Majukan Sektor Pertanian Pesawaran

No Result
View All Result

Berita Terbaru

Rutan Ambon Gelar Edukasi Cuti Bersyarat: Keluarga WBP Kini Lebih Paham dan Terlibat

Rutan Ambon Gelar Edukasi Cuti Bersyarat: Keluarga WBP Kini Lebih Paham dan Terlibat

01/07/2025
Sekda Lampung Tengah Tinjau Langsung Layanan MPP: Pastikan Pelayanan Cepat, Tepat, dan Berdampak

Sekda Lampung Tengah Tinjau Langsung Layanan MPP: Pastikan Pelayanan Cepat, Tepat, dan Berdampak

01/07/2025
Parosil Mabsus Apresiasi Dedikasi Polri di HUT ke-79 Bhayangkara: “Polri Semakin Presisi dan Dicintai Rakyat”

Parosil Mabsus Apresiasi Dedikasi Polri di HUT ke-79 Bhayangkara: “Polri Semakin Presisi dan Dicintai Rakyat”

01/07/2025
Nurhasanah Ajak Masyarakat Hidupkan Nilai 4 Pilar: Dari Kampung Baru, Nasionalisme Diperkuat!

Nurhasanah Ajak Masyarakat Hidupkan Nilai 4 Pilar: Dari Kampung Baru, Nasionalisme Diperkuat!

01/07/2025
KemenLH RI dan DLH Tanggamus Dorong Kolaborasi Sektor Swasta untuk Percepat Penanganan Sampah

KemenLH RI dan DLH Tanggamus Dorong Kolaborasi Sektor Swasta untuk Percepat Penanganan Sampah

01/07/2025
Saibetik.com

Saibetik.com bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah, peningkatan ekonomi kerakyatan, mengajak masyarakat hidup sehat. Dengan membaca saibetik bisa lebih smart, trendy dan gaul.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • POLITIK
  • LAMPUNG
    • Bandar lampung
    • Lampung Barat
    • lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Way Kanan
  • NASIONAL
  • HUKUM & KRIMINAL
  • BISNIS DAN KEUANGAN

© 2024 Saibetik.com - All Right Reserved