SAIBETIK— Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Masjid Darussalam Kota Wisata, Bogor, menjadi pusat perhatian umat. Acara tasyakuran dan puncak perayaan ini turut dihadiri Wakil Menteri Agama RI, Romo R. Muhammad Shafi’i, yang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap transformasi masjid menjadi pusat kehidupan umat.
“Masjid Darussalam bukan hanya indah secara arsitektur, tapi juga luar biasa secara sosial. Dulu eksklusif, kini inklusif dan terbuka bagi semua,” ujar Romo Shafi’i, Sabtu (28/6/2025).
Ia menekankan bahwa masjid semestinya tak hanya dijadikan tempat ibadah, tapi menjadi pusat pembinaan umat dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial—sebagaimana fungsi masjid di zaman Rasulullah SAW.
“Kalau ada warga kesulitan modal, ingin belajar, atau butuh layanan kesehatan, semestinya mereka datang ke masjid. Dan Masjid Darussalam sudah mulai menuju ke arah itu,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Gubernur Jawa Barat, Deddy Mulyadi, menambahkan pandangan filosofis. Ia mengaitkan spiritualitas masjid dengan konsep Tajug dalam budaya Sunda—bukan sekadar bangunan, tapi tempat pertumbuhan jiwa dan kehidupan.
“Masjid harus bisa menghidupkan jiwa-jiwa yang jauh dari Tuhan. Lewat pendidikan, perhatian pada yatim dan kaum miskin, serta pembinaan akhlak,” kata Deddy.
Ia menegaskan bahwa banyak persoalan sosial, termasuk kriminalitas, berakar dari kemiskinan. Maka, masjid memiliki peran strategis dalam menegakkan keadilan sosial dan menjawab kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
Sementara itu, Hengki Haryadi selaku Pembina Masjid Darussalam sekaligus penggagas perayaan Tahun Baru Islam 1447 H menyampaikan bahwa masjid ini kini mengusung paradigma Islam wasathiyah (moderat) yang inklusif, menjadi pusat dakwah dan budaya Islam berstandar nasional.
Salah satu rangkaian acara utama adalah Festival Adzan Nusantara, sebuah kompetisi adzan tingkat internasional yang diikuti lebih dari 700 peserta dari berbagai negara.
Atas dedikasi dan kontribusinya, Masjid Darussalam dinobatkan sebagai masjid terbaik tingkat nasional oleh Dewan Masjid Indonesia dalam tiga kategori sekaligus. Sebuah pencapaian yang menegaskan komitmen untuk memakmurkan umat dan menjadi teladan dalam membumikan Islam rahmatan lil alamin.
“Penghargaan ini menjadi bukti dari semangat kebersamaan seluruh pengurus dan jamaah. Semoga masjid ini terus menjadi titik tolak peradaban Islam yang rahmatan,” ujar Hengki penuh haru.
Dalam penutup sambutannya, Hengki juga mengenang perjalanan panjang masjid sejak 1999, berawal dari salat tarawih berjamaah di sebuah klaster perumahan, hingga kini menjadi ikon masjid inklusif yang membumi namun penuh visi keumatan.***