SAIBETIK– Pada hari ini, 13 Januari 2025, ribuan petani singkong yang tergabung dalam Persatuan Petani Ubi Kayu (PPUKI) Lampung berencana melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dan DPRD setempat.
Aksi ini digelar sebagai bentuk tuntutan petani untuk kenaikan harga singkong. Ketua PPUKI, Dasrul, mengimbau kepada para petani yang akan mengikuti demonstrasi agar tetap menjaga ketertiban dan menghindari tindakan anarkis.
“Saya menghimbau kepada seluruh petani singkong untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang tertib dan damai, tanpa kekerasan,” ujar Dasrul. Ia juga menegaskan bahwa petani dilarang membawa senjata tajam atau narkoba selama aksi berlangsung.
“Apabila ada yang melanggar, itu bukan bagian dari kelompok kami,” tambahnya.
Menurut Dasrul, aksi ini bertujuan untuk mencari solusi terkait harga singkong yang lebih baik, demi kesejahteraan petani. Ia berharap demo ini bisa menghasilkan keputusan yang menguntungkan bagi para petani, serta memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan mereka.
“Kami hanya mencari solusi agar harga singkong bisa lebih baik, sehingga petani bisa lebih sejahtera,” tegasnya.
Dasrul juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mempersiapkan dan melaksanakan aksi damai ini.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke sejumlah pabrik tapioka di Lampung Tengah, Dasrul menemukan masalah pada bonggol singkong yang masih menempel pada umbi, yang menyebabkan kadar refleksi singkong tetap tinggi, yakni di atas 15 persen. Temuan ini menjadi salah satu alasan mengapa harga singkong perlu ditinjau kembali.***