SAIBETIK– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diluncurkan serentak di 26 provinsi, termasuk Lampung, mulai hari ini. Inisiatif ini menjadi salah satu terobosan besar di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, yang bertujuan untuk memastikan pemenuhan gizi bagi balita, anak-anak sekolah, santri, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Kepala Komunikasi Kepresidenan RI, Hasan Nasbi, menyambut baik peluncuran program ini, yang tidak hanya bertepatan dengan awal tahun, tetapi juga dengan kembalinya kegiatan belajar mengajar di sebagian besar sekolah. “Kami bersyukur, program Makan Bergizi Gratis dimulai tanpa menunggu 100 hari kerja, atau tepatnya pada hari ke-78 pemerintahan Presiden Prabowo,” ujarnya.
Dapur MBG: Menyebar di 26 Provinsi
Program ini melibatkan 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang siap beroperasi di seluruh Indonesia. Dapur-dapur tersebut tersebar di berbagai provinsi, mulai dari Aceh hingga Papua Selatan, termasuk di wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, serta wilayah lainnya di seluruh Nusantara.
Hasan menjelaskan, setiap Dapur MBG dikelola oleh seorang Kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN), yang bekerja sama dengan ahli gizi dan akuntan untuk memastikan pengawasan ketat terhadap kualitas dan distribusi makanan. “Kami juga berkomitmen untuk mengurangi limbah, dengan mendesain nampan penyajian yang dapat digunakan ulang untuk mendukung keberlanjutan program,” jelasnya.
Prioritas Utama: Kesiapan Dapur MBG
Sebagai prioritas utama, pemerintah memastikan kesiapan setiap Dapur MBG agar distribusi makanan bergizi dapat berjalan maksimal. Pada tahap awal, 190 Dapur MBG akan beroperasi pada Senin, 6 Januari 2025, dan jumlah ini diproyeksikan akan terus bertambah hingga mencapai 937 Dapur MBG pada akhir Januari 2025.
Para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terlibat dalam rantai pasok makanan bergizi. Hingga saat ini, sudah ada 140 UMKM yang berpartisipasi, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Pendaftaran mitra kerja ini dapat diakses melalui sistem pendaftaran satu pintu di situs resmi BGN, tanpa adanya pungutan biaya.
Mendukung Ekonomi Lokal
Selain memberikan manfaat langsung bagi penerima manfaat, program MBG juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Para petani, peternak, dan UMKM setempat akan berperan aktif dalam mendukung kelancaran distribusi makanan bergizi. Pemerintah juga mendorong kolaborasi multisektor antara koperasi, BUMDes, kopontren, dan lembaga lainnya di daerah.
“Program MBG akan menjadi penggerak ekonomi yang signifikan, menciptakan manfaat bagi semua pihak yang terlibat, sambil memastikan anak-anak Indonesia tumbuh menjadi generasi yang unggul menuju Indonesia Emas 2045,” kata Hasan.
Target Penerima Manfaat dan Perkembangan Program
Program ini menargetkan untuk menjangkau tiga juta penerima manfaat pada periode Januari hingga Maret 2025, yang terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, serta ibu hamil dan ibu menyusui. Di akhir tahun 2025, jumlah penerima manfaat diharapkan mencapai 15 juta, dengan target jangka panjang untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat pada 2029.
Didukung dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun dari APBN 2025, program ini menjadi bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang bertujuan untuk memastikan asupan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan peserta didik di seluruh jenjang pendidikan.***