SAIBETIK– Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung menetapkan dua tersangka dalam kasus penggunaan ijazah palsu yang terjadi pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Tersangka pertama adalah S (50), seorang anggota DPRD Kabupaten Lampung Selatan, yang diduga kuat menggunakan ijazah palsu untuk mendaftarkan diri sebagai calon legislatif. Tersangka kedua, AS, berperan sebagai penerbit ijazah palsu tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadilah Astutik, membenarkan penetapan status tersangka terhadap keduanya. “Hasil gelar perkara menunjukkan bahwa S dan AS dapat dipertanggungjawabkan sebagai tersangka atas penggunaan dan penerbitan ijazah palsu,” ungkap Umi, Senin (16/12/2024).
Tindak Pidana Pelanggaran Sistem Pendidikan Nasional
Dalam penyelidikan lebih lanjut, Umi mengungkapkan bahwa kedua tersangka melanggar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan ancaman hukuman Pasal 69 Ayat (1) dan (2) serta Pasal 55 KUHP.
Tersangka S diduga menggunakan ijazah yang diterbitkan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bougenvil tanpa memenuhi prosedur yang diatur dalam sistem pendidikan nasional. Salah satu bukti penting adalah Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang tertera pada ijazah tersebut, yang ternyata milik orang lain.
Penggunaan Ijazah Palsu untuk Pileg 2024
Umi menjelaskan bahwa S menggunakan ijazah palsu ini sebagai salah satu persyaratan untuk mendaftarkan diri sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Lampung Selatan, khususnya untuk Daerah Pemilihan (Dapil) 6, yang mencakup Kecamatan Tanjung Bintang, Tanjung Sari, dan Merbau Mataram.
Langkah Berikutnya
Setelah penetapan tersangka, penyidik Ditreskrimsus Polda Lampung akan melanjutkan pemeriksaan terhadap S dan AS. Berkas perkara tahap pertama akan segera diserahkan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung untuk proses hukum lebih lanjut.***