SAIBETIK– Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) versi Munas Bogor, yang dipimpin oleh Laksamana TNI (Purn) Soemardjono, menegaskan komitmennya untuk menjadi organisasi non-politik yang sepenuhnya berfokus pada kepentingan nelayan dan pelaku sektor kelautan serta perikanan. Ketua DPD HNSI Provinsi Lampung, Kuseari Suwadi, menyampaikan hal tersebut pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Dalam pernyataannya, Kuseari menegaskan bahwa meski ada dualisme kepemimpinan dalam HNSI, organisasi ini berfokus pada pemberdayaan nelayan di Provinsi Lampung, termasuk Kabupaten Pesawaran yang kini dipimpin oleh Marpen Efendi. “Kami berkomitmen untuk memajukan kesejahteraan nelayan dan seluruh pelaku sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Pesawaran,” ujarnya.
Sejak Musyawarah Nasional (Munas) HNSI ke VIII yang berlangsung di Hotel Lorin Sentul, Bogor, dari 30 Oktober hingga 1 November 2023, HNSI versi Munas Bogor telah berhasil membentuk 15 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di berbagai kabupaten dan kota di Lampung. Sementara itu, HNSI versi Munas Bali hanya terbentuk di dua kabupaten dan satu kota.
Kuseari menjelaskan bahwa organisasi ini beroperasi murni dari nelayan dan pelaku sektor kelautan, dan ia mengajak masyarakat untuk menilai perbedaan antara HNSI versi Munas Bogor dan Munas Bali. “Kami hadir sebagai perwakilan yang benar-benar memperdayakan masyarakat nelayan dan pelaku usaha sektor kelautan,” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa meski ada dualisme kepemimpinan, keputusan untuk menyelesaikannya berada di tangan Dewan Pengurus Pusat (DPP) HNSI. “HNSI versi Munas Bogor telah memenuhi semua persyaratan legalitas, termasuk terbitnya SK dari Kemenhumkam,” tuturnya.
Kuseari menekankan bahwa HNSI versi Munas Bogor adalah organisasi yang didirikan secara sah oleh nelayan dan pelaku usaha sektor kelautan di seluruh Indonesia. Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan potensi sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Pesawaran.
“Mari kita akomodir kepengurusan yang lama untuk berkolaborasi dalam memaksimalkan potensi yang ada,” tutup Kuseari Suwadi.***
