SAIBETIK– Sastra tak lagi sebatas karya di rak buku — di Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO), puisi menjadi bahan kajian akademis. Dalam perkuliahan Mata Kuliah (MK) Puisi, sebanyak 12 mahasiswa FKIP UMKO memilih buku puisi “Satu Ciuman, Dua Pelukan” karya Isbedy Stiawan ZS sebagai fokus pembelajaran.
Dosen pengampu MK Puisi, Djuhardi Basri, M.Pd, menyebut pemilihan ini sebagai bagian dari pendekatan apresiatif yang memberi ruang kebebasan eksplorasi sastra kepada mahasiswa.
“Saya beri keleluasaan kepada mahasiswa untuk memilih penyair yang ingin dikaji. Menariknya, 12 mahasiswa justru memilih puisi Isbedy — ini menunjukkan daya tarik karya sastra lokal yang kuat,” ujar Djuhardi, Jumat (9/5/2025).
Djuhardi yang juga dikenal sebagai penyair nasional menambahkan bahwa menggunakan puisi karya Isbedy bukan hal baru dalam kelasnya.
“Ini adalah bagian dari strategi mengenalkan sastrawan asal Lampung kepada mahasiswa. Agar mereka tumbuh dengan literasi yang dekat dengan akar budaya sendiri,” lanjutnya.
Sementara itu, Isbedy Stiawan ZS, yang dijuluki “Penyair Berdarah Lampung,” menyampaikan rasa terima kasihnya kepada UMKO.
“Saya merasa dihargai ketika karya saya dijadikan bahan kajian. Ini membuktikan bahwa puisi bisa hidup di ruang akademik,” ujarnya.
Buku puisi “Satu Ciuman, Dua Pelukan” diluncurkan awal tahun ini di Taman Budaya Lampung dan mendapat tanggapan positif dari dua pembicara, Ari Pahala Hutabarat dan Heri Wardoyo, serta pengantar dari tokoh sastra nasional Denny JA dan Mahwi Air Tawar.
📚 Berikut 12 Mahasiswa yang Memilih Buku Isbedy:
- Nova Dwi Santika
- Dwi Nur
- Al Aropah
- Arwindi
- Revi
- Nila
- Afifah
- Resa
- Nopri
- Rizki
- Ayu
- Fitri
Djuhardi berharap karya-karya lokal semacam ini bisa terus hadir di ruang kelas, membangun apresiasi dan identitas mahasiswa sebagai bagian dari generasi literat yang cinta akar budaya.***