SAIBETIK- PSSI menyatakan tidak mempermasalahkan masa lalu Patrick Kluivert yang pernah terseret dalam dugaan kasus judi. Meskipun kontroversi tersebut sempat menjadi sorotan, pihak federasi menilai bahwa pengalaman dan potensi Kluivert sebagai calon pelatih timnas Indonesia menawarkan keuntungan besar, terutama dalam hal perekrutan pemain diaspora.
Penunjukkan Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong memang memicu pro-kontra di kalangan penggemar dan pihak-pihak terkait. Salah satu isu yang paling mencuat adalah keterlibatan Kluivert dalam kasus judi yang pernah membuatnya terjerat dalam masalah hukum.
Berdasarkan laporan Bleacher Report, Kluivert dilaporkan memiliki utang judi senilai satu juta euro kepada kelompok kriminal yang sedang diselidiki atas dugaan pengaturan pertandingan. Surat kabar Belanda, *De Volkskrant*, juga melaporkan bahwa dokumen yang ditemukan dalam penyelidikan menghubungkan Kluivert dengan geng tersebut.
Namun, pengacara Kluivert, Gerard Spong, menyatakan bahwa mantan pemain internasional Belanda tersebut hanya menjadi korban dalam kasus ini. Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa pihak berwajib lebih fokus pada kelompok kriminal tersebut daripada Kluivert sendiri.
Kluivert akhirnya berhasil melunasi sebagian besar utang dan terbebas dari segala tuduhan. Ia pun tidak diblacklist dari dunia sepak bola Eropa, yang menjadi titik penting dalam klarifikasi kasus tersebut.
Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, menegaskan bahwa PSSI tidak mempersoalkan dugaan kasus judi yang sempat melibatkan Kluivert. “Jika dia terlibat dalam match-fixing atau judi, pasti orang tersebut akan diblacklist di Eropa,” jelas Arya Sinulingga. “Setahu kami, jika seseorang terlibat dalam skandal apapun, mereka pasti sudah diblacklist di Eropa,” sambungnya.
PSSI menilai bahwa masa lalu tersebut tidak menghalangi Kluivert untuk berkontribusi pada perkembangan sepak bola Indonesia, terutama dalam menarik talenta-talenta diaspora yang berpotensi memperkuat timnas Garuda.***