SAIBETIK– Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, tengah mencatat sejarah panjangnya sebagai desa yang bukan sekadar berkembang, tetapi juga memimpin perubahan. Di usia ke-59 tahun, Desa Trans-AD II Hanura kini menjelma sebagai simbol desa modern, digital, inklusif, dan ramah lingkungan. Tak heran, desa ini disebut sebagai miniatur Indonesia sekaligus role model pembangunan desa tingkat regional hingga nasional.
Perayaan ulang tahun ke-59 berlangsung meriah sejak 6 hingga 31 September 2025. Warga tumpah ruah menyemarakkan berbagai kegiatan mulai dari doa bersama, lomba olahraga, festival budaya, hingga puncak acara yang ditutup dengan pesta kembang api di langit Hanura. Kepala Desa Hanura, Rio Remota, dalam sambutannya menegaskan bahwa peringatan HUT ini adalah wujud rasa syukur atas perjalanan panjang dan prestasi yang telah diraih.
“Alhamdulillah, hari ini menjadi momen paling berbahagia bagi seluruh masyarakat Hanura. Dari desa transmigrasi Angkatan Darat tahun 1966, kini Hanura berdiri sebagai desa yang modern, inovatif, dan membanggakan,” ujar Rio Remota, Rabu (17/9/2025).
Hanura memang bukan desa biasa. Sejak ditunjuk sebagai pilot project Smart Village pertama di Provinsi Lampung pada 2020, desa ini terus menorehkan prestasi. Tahun 2022, Hanura dinobatkan sebagai Desa Anti Korupsi oleh KPK RI, mewakili lebih dari 76 ribu desa di seluruh Indonesia. Tahun yang sama, desa ini juga meraih penghargaan sebagai Desa Peduli Keterbukaan Informasi Publik.
Prestasi itu berlanjut hingga tahun 2024, ketika Hanura mendapat gelar Desa Teladan tingkat nasional dari Kementerian Dalam Negeri. Bahkan di 2025, Hanura berhasil masuk Top 15 Nasional dalam ajang Nugraha Karya Desa BRILiaN. Tak hanya itu, desa ini juga mendapat penghargaan Rumah DataKu dari BKKBN, sekaligus apresiasi sebagai desa inovatif dari para CEO media.
“Semua capaian ini adalah hasil kerja kolektif. Bukan hanya pemerintah desa, tetapi juga dukungan masyarakat, sektor swasta, dan tentunya pemerintah daerah hingga provinsi,” jelas Rio yang pernah menimba ilmu hingga ke Negeri China.
Selain prestasi, pembangunan fisik di Hanura juga berkembang pesat. Normalisasi sungai, pembangunan talud, PAMSIMAS, perbaikan jalan, jembatan, peningkatan fasilitas puskesmas menjadi rawat inap, hingga bedah rumah telah dirasakan langsung oleh masyarakat. Di bawah kepemimpinan Bupati Pesawaran Nanda Indira Bastian, Hanura bahkan mendapatkan alokasi dana APBD yang rutin mendukung pembangunan desa setiap tahun.
Tahun ini, Desa Hanura dipercaya menjadi tuan rumah Liga 4 tingkat Provinsi Lampung yang sukses digelar pada 16 September 2025. Tak berhenti di situ, Pemprov Lampung berkolaborasi dengan Pemkab Pesawaran untuk membangun Stadion Mini Kridayuana di Hanura.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Sunyoto, mewakili Bupati Pesawaran, menyebut perjalanan Hanura sejak dibuka oleh Mayor Jenderal Alamsyah Ratu Prawira Negara tahun 1966 adalah bukti nyata semangat kebersamaan. “Dari masa ke masa, setiap pemimpin Hanura telah memberi kontribusi besar. Semangat gotong royong masyarakatlah yang membuat desa ini menjadi desa mandiri, berdaya, dan inspiratif,” ujarnya.
Perayaan HUT kali ini semakin bermakna dengan rangkaian acara religius seperti doa bersama, wakaf 1.000 Al-Qur’an, istiqosah, dan ziarah makam pahlawan. Sementara di bidang seni dan olahraga, warga disuguhi festival kuda kepang, pertandingan voli, bulu tangkis, open cup sepak bola, hingga pesta budaya.
Kini, Desa Hanura bukan hanya ikon Pesawaran, melainkan juga kebanggaan Lampung bahkan Indonesia. Desa ini menjadi bukti bahwa dengan sinergi pemerintah dan masyarakat, desa transmigrasi bisa bertransformasi menjadi desa modern berkelas nasional.***










