SAIBETIK– Kabupaten Tanggamus menjadi fokus penguatan kualitas pendidikan melalui Program KREASI (Knowledge, Research, and Education Advancement for Student Improvement) yang digagas oleh Save the Children. Kegiatan bertajuk Studi Baseline Program KREASI resmi dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Tanggamus, Hendra Wijaya, di Ruang Rapat Bapperida, Senin (20/10/2025).
Program ini bertujuan mengumpulkan data awal mengenai kondisi pendidikan di kabupaten, praktik pembelajaran di sekolah, serta tingkat kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) terkait. Data ini kemudian akan menjadi basis bagi implementasi intervensi yang lebih efektif, menyasar peningkatan mutu pendidikan secara holistik.
“Studi Baseline Program KREASI merupakan kolaborasi strategis antara Save The Children, Pemerintah Daerah, dan pihak non-pemerintah. Tujuannya jelas: meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh di Tanggamus,” ujar Hendra dalam sambutannya, menekankan pentingnya pendekatan berbasis data untuk merumuskan program yang tepat sasaran.
Menurut Ahmad M. Prasetyo, perwakilan KREASI, kegiatan pengumpulan data akan berlangsung selama empat hari, mulai 21 hingga 24 Oktober 2025. Metode yang digunakan meliputi wawancara individual dengan guru, diskusi kelompok terpumpun (FGD), serta observasi langsung proses pembelajaran di kelas. “Proses ini kami rancang untuk mendapatkan gambaran nyata tentang praktik pendidikan, tantangan, dan potensi perbaikan di sekolah-sekolah Tanggamus,” jelas Ahmad.
Hadir dalam kegiatan tersebut berbagai unsur pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Ketua LP Ma’arif NU Tanggamus, perwakilan Persatuan Guru NU, STIT Tanggamus, PGRI Kabupaten Tanggamus, kelompok kerja guru TK, SD dan Kepala Sekolah Kecamatan Bulok, serta forum madrasah swasta. Kehadiran mereka diharapkan memfasilitasi kolaborasi dan sinkronisasi data antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas guru di lapangan.
Program KREASI di Tanggamus tidak hanya menekankan pengumpulan data semata. Lebih dari itu, program ini diharapkan menjadi jembatan bagi guru, kepala sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, penguatan kapasitas guru, serta pengembangan metode pembelajaran inovatif yang relevan dengan kebutuhan siswa saat ini.
Hendra Wijaya menekankan, “Pendidikan adalah fondasi pembangunan. Dengan data yang akurat dan kolaborasi yang baik, kita dapat merumuskan strategi intervensi yang efektif. Ini bukan hanya soal angka, tapi soal bagaimana anak-anak di Tanggamus dapat mengakses pendidikan bermutu, kreatif, dan inklusif.”
Selain itu, program ini juga menekankan pentingnya penguatan literasi digital, pendekatan pembelajaran berbasis proyek, dan keterlibatan komunitas lokal dalam mendukung pendidikan. Hal ini sesuai dengan visi Kabupaten Tanggamus untuk menjadikan pendidikan sebagai pilar utama pembangunan sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing, dan berkarakter.***