SAIBETIK– Upaya memperkuat perencanaan tata kota di Kabupaten Tanggamus mendapat dukungan nyata dari dunia akademisi. Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatra (ITERA) menggelar audiensi dan kuliah lapangan Studio Perencanaan Kota di Ruang Rapat Bapperida Kabupaten Tanggamus, Selasa (23/9/2025). Agenda ini menjadi bagian penting dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk wilayah perkotaan yang tengah digarap.
Kegiatan ini diikuti oleh 99 mahasiswa ITERA yang didampingi oleh tiga dosen pengampu, yakni Muh. Abdi Danurja, Elisabet Nungki Septania, dan Jamaludin. Kehadiran mahasiswa tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk berkontribusi langsung dalam memetakan kawasan perkotaan di tiga kecamatan utama: Kota Agung, Gisting, dan Talang Padang.
Apresiasi Pemkab Tanggamus: Data Penting untuk RTRW 2025–2045
Dalam sambutannya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Tanggamus, Hendra Wijaya M., memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas keterlibatan mahasiswa dalam proyek strategis ini. Menurutnya, kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk memperkuat basis data dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanggamus 2025–2045.
“Terima kasih kepada ITERA yang sudah menjadikan Tanggamus sebagai laboratorium perencanaan kota. Hasil studi ini akan memperkuat data yang saat ini sedang kami susun dalam RTRW 20 tahun ke depan. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut untuk pembangunan berkelanjutan di Tanggamus,” ujarnya.
Mahasiswa ITERA Terjun Langsung ke Lapangan
Dosen ITERA, Muh. Abdi Danurja, menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan pemetaan detail di area seluas 60 hektare yang tersebar di tiga kecamatan. Pemetaan tersebut meliputi kondisi eksisting bangunan, jaringan jalan, fasilitas umum, hingga pola ruang masyarakat. Data ini kemudian akan diolah menjadi desain kawasan yang lebih terstruktur dan ramah lingkungan.
“Output dari studio ini bukan hanya berupa laporan akademik, melainkan desain kawasan yang bisa dijadikan masukan langsung dalam perencanaan pemerintah. Dengan pendekatan partisipatif, kami ingin mahasiswa belajar sekaligus memberi kontribusi nyata,” jelas Abdi.
Dalam kesempatan yang sama, mahasiswa M. Andhika Fahri dan Sabrina Chantika memaparkan rencana awal penyusunan RTBL. Mereka menyoroti tantangan tata ruang di perkotaan Tanggamus, termasuk keterbatasan lahan, kebutuhan transportasi, hingga penguatan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan konsep kota berkelanjutan.
Sinergi Akademisi dan Pemerintah Daerah
Forum diskusi yang digelar tidak hanya melibatkan mahasiswa dan dosen, tetapi juga dihadiri pejabat Pemkab Tanggamus. Hadir Kadis Kominfo, Kadis Perikanan, Kadis PTSP, perwakilan OPD pengampu, Camat Gisting, serta perwakilan Camat Kota Agung dan Talang Padang. Keterlibatan lintas sektor ini diharapkan mampu menjaring masukan komprehensif sehingga rencana yang disusun tidak hanya ideal di atas kertas, tetapi juga realistis di lapangan.
Langkah ini menunjukkan bahwa pembangunan kota modern tidak bisa dilakukan secara sepihak. Perlu ada sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat agar tata kota yang dihasilkan benar-benar sesuai kebutuhan. ITERA melalui program kuliah lapangannya mencoba menghadirkan solusi inovatif yang dapat mendukung arah pembangunan Tanggamus dalam jangka panjang.
Dengan hasil akhir berupa rancangan tata bangunan dan lingkungan perkotaan yang terukur, Pemkab Tanggamus optimis akan memiliki fondasi kuat untuk melangkah dalam pembangunan 20 tahun ke depan.***