SAIBETIK– Malam spektakuler budaya akan digelar di Kabupaten Pringsewu saat budayawan ternama Ki Sujiwo Tejo tampil dalam Pringsewu Kultural Festival, Kapolres Cup II Tahun 2025, pada Jumat malam, 17 Oktober 2025, di halaman Mapolres Pringsewu. Dalam kesempatan ini, Ki Sujiwo Tejo membawakan lakon “Semar Barang Jantur”, sebuah karya yang terinspirasi dari novel Kapolres Pringsewu AKBP Yunnus Saputra berjudul “Jatmara Sai Bumi”. Lakon ini sarat makna, mengandung pesan pengorbanan, nilai ketuhanan, serta refleksi sosial yang mengajak penonton merenung tentang kehidupan dan kebijaksanaan.
Bagi masyarakat Pringsewu, ini menjadi kesempatan langka untuk menyaksikan langsung kepiawaian Ki Sujiwo Tejo dalam membawakan wayang kulit. Selama ini, sosoknya lebih dikenal melalui layar kaca, namun malam ini panggung terbuka menghadirkan sensasi berbeda dengan interaksi langsung antara dalang, gamelan, dan penonton. Pertunjukan dimulai pukul 20.00 WIB dan diperkirakan akan menarik ribuan warga lokal maupun pengunjung dari luar daerah.
Pringsewu Kultural Festival sendiri merupakan ajang budaya yang digagas oleh AKBP Yunnus Saputra sebagai bentuk perayaan Hari Kebudayaan Nasional sekaligus wadah mempererat persatuan masyarakat di tengah keberagaman. Tema festival tahun ini, “Bersatu dalam Warna, Berkilau dalam Budaya”, tercermin dalam setiap rangkaian kegiatan yang melibatkan beragam unsur seni dan budaya dari sembilan suku dan satu etnis yang ada di Kabupaten Pringsewu.
Sejak siang hari pukul 15.00 WIB, masyarakat telah disuguhi karnaval budaya yang menampilkan arak-arakan kendaraan hias, ogoh-ogoh, reog Ponorogo, barongsai, hingga parade kostum adat dari seluruh nusantara. Rute karnaval dimulai dari Malio Sewu dan berakhir di halaman Mapolres, menghadirkan suasana semarak yang dipenuhi warna-warni kostum, musik tradisional, dan atraksi khas masing-masing daerah.
Tidak hanya hiburan visual, festival ini juga menampilkan ragam kegiatan edukatif dan interaktif. Beberapa di antaranya adalah lomba seni budaya, pertunjukan musik tradisional dan modern, tari kreasi, serta pameran kuliner khas Lampung dan Nusantara. Tujuan dari kegiatan ini, menurut Kapolres Pringsewu AKBP Yunnus Saputra, adalah untuk mempererat kerukunan sosial, menjaga nilai-nilai budaya, sekaligus mengedepankan konsep cultural policing, yakni pendekatan keamanan berbasis budaya yang melibatkan masyarakat secara aktif.
“Festival ini kami harapkan menjadi agenda tahunan yang memberi dampak positif bagi masyarakat. Tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, pariwisata lokal, dan pelestarian seni budaya,” ujar AKBP Yunnus. Ia menambahkan, kehadiran Ki Sujiwo Tejo sebagai ikon budaya nasional menjadi magnet tersendiri, yang diharapkan mampu menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya lokal.
Pringsewu Kultural Festival 2025 bukan sekadar hiburan, tetapi juga ajang edukasi dan pembinaan karakter melalui budaya. Setiap panggung, pertunjukan, dan atraksi menekankan nilai gotong royong, kebersamaan, dan kecintaan pada seni tradisi, sehingga festival ini menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kebanggaan masyarakat terhadap identitas budaya mereka.
Dengan rangkaian acara yang kaya dan beragam, festival ini diprediksi akan menjadi magnet wisata budaya di Lampung, menarik perhatian media nasional maupun pengunjung dari berbagai daerah. Harapan panitia, festival ini tidak hanya menjadi hiburan sesaat, tetapi meninggalkan dampak jangka panjang berupa meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap seni, budaya, dan tradisi Lampung serta Nusantara.***