SAIBETIK — Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Pringsewu menggelar sosialisasi ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan di Balai Pekon Ambarawa Barat, Kecamatan Ambarawa, Jumat (21/11/2025). Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat, terlihat dari seratusan warga yang hadir untuk mengikuti materi kebangsaan dari para narasumber.
Acara tersebut menghadirkan dua anggota DPRD Pringsewu sekaligus pembicara utama, yaitu Ahmad Nijar dari Fraksi Partai Golkar dan Dedi Sutarno dari Fraksi PAN. Hadir pula Kepala Pekon Ambarawa Barat, Suranto, serta Kabid Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Pringsewu, A. Khoidir, yang turut memberikan penekanan penting terkait kondisi sosial yang berkembang di masyarakat saat ini.
Ahmad Nijar membuka pemaparan dengan menjelaskan makna mendalam dari setiap sila dalam Pancasila. Ia menekankan bahwa Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi pedoman moral yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ia memberi penekanan khusus pada sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, yang menurutnya sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.
“Persatuan dan kesatuan harus dijaga, mulai dari lingkungan terkecil seperti keluarga, hingga masyarakat luas. Jika fondasi kecil ini rapuh, maka kehidupan berbangsa pun akan goyah,” ujarnya.
Nijar juga menyinggung pentingnya rasa keadilan dalam masyarakat. Ia mengingatkan bahwa keadilan bukan berarti menyamaratakan semuanya, melainkan memberikan porsi dan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan, peran, dan tanggung jawab masing-masing.
Sementara itu, narasumber kedua, Dedi Sutarno, mengajak warga untuk memahami bahwa Pancasila memiliki sejarah panjang dan tidak lahir secara mendadak. Ia menjelaskan bahwa Pancasila pertama kali diperkenalkan oleh Soekarno pada 1 Juni 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila setiap tahunnya.
Menurut Dedi, nilai-nilai Pancasila, terutama terkait kerukunan dan persaudaraan, mulai terkikis di era modern ini.
“Nilai-nilai kerukunan semakin memudar. Oleh karena itu, orang tua harus menanamkan nilai-nilai ini sejak dini kepada anak-anak, agar generasi mendatang tidak kehilangan jati diri bangsa,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Karena itu, pembiasaan nilai toleransi, empati, dan kerukunan harus dimulai dari rumah agar terbentuk lingkungan sosial yang damai dan kondusif.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Wawasan Kebangsaan Kesbangpol, A. Khoidir, mengungkapkan latar belakang diadakannya sosialisasi ini. Menurutnya, banyaknya fenomena negatif yang viral di media sosial dan televisi—mulai dari anak melawan orang tua, murid menantang guru, hingga konflik kecil yang berujung kekerasan—menjadi indikator menurunnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini akan dilaksanakan di 19 titik di seluruh Kabupaten Pringsewu yang tersebar di 9 kecamatan. Tujuannya adalah memastikan pemahaman masyarakat tentang ideologi Pancasila kembali menguat dan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga sosialisasi ini mampu membangkitkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila agar masyarakat Pringsewu memiliki karakter kuat dan moral yang sehat,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa menjaga nilai persatuan, kerukunan, dan kebangsaan adalah tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Dengan pemahaman yang semakin kuat terhadap Pancasila, diharapkan tercipta lingkungan sosial yang lebih harmonis dan jauh dari konflik yang tidak perlu.***







