SAIBETIK— Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Pringsewu Jaya Sejahtera (PJS) melakukan paparan rencana usaha di hadapan Komisi II DPRD Pringsewu, Kamis (4/9/2025). Kegiatan ini digelar untuk memaparkan strategi dan target bisnis yang akan dijalankan BUMD agar dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Rapat dihadiri langsung oleh Dirut BUMD Dwi Pribadi beserta jajaran staf, komisaris Waskito, dan Asisten II Sekkab Hendrid yang juga merangkap sebagai komisaris utama. Sementara itu, Komisi II DPRD dipimpin Ketua Komisi Hj. Mastuah, Wakil Ketua Anton Subagyo, serta anggota Leswanda, Sudiyono, Ririn, Hj. Assa Atorida, dan Amad Hijar.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi II Hj. Mastuah menekankan pentingnya kinerja optimal dari BUMD. Ia meminta agar modal yang diberikan pemerintah tidak hanya terpakai, tetapi justru mampu berkembang sehingga menghasilkan keuntungan. “Yang paling penting adalah BUMD bisa menghasilkan PAD yang signifikan untuk mendukung pembangunan daerah,” ujarnya.
Dirut BUMD Dwi Pribadi memaparkan sejumlah rencana bisnis yang akan dijalankan hingga akhir tahun 2025. Di antaranya produksi air minum kemasan dengan target penjualan mencapai 20.000 dus per bulan, diperkirakan mampu meraih keuntungan sekitar Rp30 juta per bulan. Selain itu, BUMD menargetkan pemasangan layanan internet untuk 1.000 pelanggan dengan estimasi keuntungan Rp52 juta per bulan.
Selain itu, BUMD juga merencanakan program tabungan kurban dengan potensi keuntungan Rp33 juta per bulan, penjualan susu segar diperkirakan mendatangkan Rp97 juta per bulan, dan pengemasan gula pasir dengan target keuntungan Rp30 juta per bulan. Dwi menekankan bahwa inovasi produk dan layanan menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.
Ketua Komisi II Hj. Mastuah mendorong Bupati Pringsewu untuk mendukung penuh program BUMD dengan membeli produk yang dihasilkan BUMD, mulai dari OPD hingga pemerintah pekon. Langkah ini dinilai dapat memutar uang APBD kembali ke daerah dalam bentuk keuntungan yang produktif.
Wakil Ketua Komisi II Anton Subagiyo menambahkan bahwa pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan PAD dari pajak dan retribusi. “Masyarakat banyak yang keberatan terhadap kenaikan pajak, maka BUMD harus dibesarkan sebagai penghasil PAD dengan inovasi dan pengelolaan yang jujur,” jelasnya.
Sementara itu, anggota Komisi II Sudiyono memberikan sejumlah strategi agar BUMD dapat meningkatkan kontribusi terhadap PAD. Strategi tersebut meliputi: meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional untuk mengurangi biaya, diversifikasi usaha untuk menambah sumber pendapatan dan mengurangi risiko, pengembangan sumber daya manusia agar kompeten dan profesional, serta pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk mempercepat proses bisnis.
Sudiyono juga menekankan pentingnya pengembangan aset BUMD. “BUMD bisa mengoptimalkan aset yang dimiliki, termasuk menyewakan aset yang tidak digunakan, sehingga dapat menambah pendapatan. Selain itu, menjalin kerja sama dengan pihak lain juga menjadi salah satu cara untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan PAD,” katanya.
Acara paparan ini diakhiri dengan diskusi terbuka antara anggota Komisi II dan manajemen BUMD mengenai peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan usaha, serta strategi untuk memastikan BUMD dapat berkontribusi secara maksimal bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Pringsewu.***