SAIBETIK- Lapas Kelas IIA Kalianda kembali menjadi sorotan dengan keberhasilan program pembinaan kemandirian yang semakin berdampak nyata. Pada Rabu (3/12/2025), Kalapas Kalianda, Beni Nurrahman, memimpin langsung panen pakcoy hasil budidaya hidroponik yang digarap oleh warga binaan. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi capaian dalam program pertanian modern, tetapi juga simbol tumbuhnya harapan, perubahan perilaku, dan keterampilan baru bagi warga binaan.
Panen yang Menjadi Sorotan: Bukti Nyata Pembinaan Bernilai
Suasana panen hidroponik di area pembinaan kemandirian tampak penuh antusiasme. Warga binaan yang selama ini mengikuti pelatihan hidroponik terlihat bangga ketika melihat hasil kerja keras mereka berubah menjadi pakcoy segar yang siap dipanen. Program ini sudah berjalan secara bertahap dan dilengkapi bimbingan teknis dari instruktur pertanian untuk memastikan hasilnya berkualitas.
Panen pakcoy ini menegaskan bahwa pembinaan di Lapas bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan proses panjang yang bertujuan mengubah cara pandang dan membangun kesiapan mental serta keterampilan praktis bagi warga binaan.
Menanam Sayur, Menanam Masa Depan
Kalapas Beni Nurrahman menekankan bahwa program hidroponik merupakan bentuk pembinaan aplikatif yang memberikan manfaat jangka panjang. Menurutnya, budidaya tanaman modern seperti hidroponik bukan hanya untuk memproduksi sayuran, tetapi lebih dari itu: membentuk karakter.
“Hidroponik ini bukan sekadar menanam sayur, ini tentang menanam kesempatan. Kesempatan untuk berubah, berdaya, dan kembali menjadi bagian yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Beni.
Melalui kegiatan ini, warga binaan belajar mengenai:
dasar-dasar bertanam hidroponik,
teknik perawatan tanaman,
pengelolaan nutrisi dan air,
penerapan kebersihan dan disiplin,
manajemen waktu dalam proses budidaya.
Nilai-nilai itulah yang kemudian diharapkan melekat dan menjadi bekal ketika mereka bebas nanti.
Peluang Ekonomi: Dari Lahan Pembinaan ke Pintu Reintegrasi
Salah satu manfaat nyata dari program hidroponik ini adalah terciptanya peluang ekonomi bagi warga binaan. Hasil panen dapat digunakan untuk kebutuhan dapur Lapas, sehingga mendukung penyediaan pangan sehat. Selain itu, kelebihan produksi berpotensi disalurkan ke pihak luar sebagai sumber pendapatan.
Program seperti ini juga membuka kesempatan bagi warga binaan untuk menekuni dunia pertanian modern setelah bebas. Hidroponik kini berkembang sebagai sektor yang menjanjikan, terutama di wilayah perkotaan. Dengan keterampilan yang telah dimiliki, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan atau bahkan membuka usaha sendiri.
Komitmen Lapas Kalianda: Memperluas Pembinaan Aplikatif
Kalapas Beni Nurrahman menjelaskan bahwa pihaknya berupaya terus memperluas program pembinaan berbasis keterampilan praktis. Lapas menargetkan lebih banyak warga binaan dapat dilibatkan dalam kegiatan produktif yang berorientasi pada ekonomi, pendidikan, dan pengembangan karakter.
“Ke depan, Lapas Kalianda terus berupaya memperluas program pembinaan aplikatif agar semakin banyak warga binaan yang dapat memetik manfaat langsung dari proses ini, baik untuk dirinya sendiri maupun bagi masyarakat ketika mereka kembali,” tutup Beni.
Pembinaan Berkelanjutan, Harapan yang Tumbuh Lebih Luas
Panen pakcoy di Lapas Kalianda menjadi bukti bahwa pembinaan yang dirancang dengan baik mampu menghadirkan manfaat nyata. Tidak hanya menghasilkan produk pertanian, tetapi juga menghasilkan individu yang lebih siap, lebih terlatih, dan lebih percaya diri untuk menjalani kehidupan baru setelah masa pidana berakhir.
Program hidroponik ini menjadi gambaran sederhana namun kuat bahwa perubahan itu mungkin. Tidak harus besar, tetapi harus dimulai — seperti tunas pakcoy yang tumbuh menjadi harapan baru bagi warga binaan.***






