SAIBETIK– Di bawah kepemimpinan Kepala Lapas Kelas IIA Kalianda, Beni Nurrahman, institusi pemasyarakatan ini terus menegaskan diri sebagai pionir transformasi pemasyarakatan modern yang aman, produktif, dan humanis. Implementasi program akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menjadi bukti nyata komitmen Lapas Kalianda dalam mewujudkan pelayanan publik berkualitas dan membina warga binaan agar mampu kembali menjadi anggota masyarakat yang berdaya dan bermartabat.
Perang Total Melawan Narkoba dan Penipuan
Lapas Kalianda menerapkan zero tolerance terhadap penyalahgunaan narkoba dan tindakan kriminal seperti penipuan di dalam dan sekitar lingkungan lapas. Dengan sistem kontrol barang masuk yang diperketat, razia gabungan bersama TNI–Polri, serta deteksi dini, lapas berhasil menciptakan lingkungan pembinaan yang bersih, aman, dan berintegritas tinggi. Langkah-langkah preventif ini memastikan warga binaan mendapatkan suasana pembinaan yang kondusif dan bebas dari pengaruh negatif.
Ketahanan Pangan dan Kemandirian Ekonomi Warga Binaan
Melalui pengelolaan lahan produktif di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), warga binaan Lapas Kalianda rutin menanam sayuran, budidaya ikan air tawar, serta tanaman herbal. Hasil panen tidak hanya memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga turut mendukung ketahanan pangan masyarakat sekitar. Program ini membuktikan bahwa pembinaan di Lapas tidak sekadar fokus pada disiplin, tetapi juga bisa menciptakan nilai ekonomi dan kemandirian warga binaan.
UMKM Kreatif Warga Binaan: Dari Balik Jeruji ke Pasar Lokal
Lapas Kalianda kini menjadi pusat lahirnya produk unggulan warga binaan, termasuk madu trigona, kerajinan kayu, tapis Lampung, hingga produk asimilasi lainnya. Produk-produk ini dipasarkan bekerja sama dengan pelaku UMKM lokal, membuka peluang ekonomi dan mengangkat kreativitas warga binaan. Semangat “Dari balik jeruji, lahir karya berdaya” menjadi filosofi utama pembinaan yang memadukan kreativitas dan kemandirian.
Kepedulian Sosial dan Penguatan Nilai Kemanusiaan
Program sosial seperti Jumat Berbagi, pembagian paket sembako, dan bantuan kemanusiaan rutin dilaksanakan Lapas Kalianda. Kegiatan ini tidak hanya membantu masyarakat yang membutuhkan, tetapi juga membangun karakter warga binaan agar peduli dan peka terhadap lingkungan. Konsep pemasyarakatan di sini menekankan pada pembentukan manusia yang humanis, tidak sekadar penghuni lapas.
Inovasi Digital dan Solusi Overcapacity
Lapas Kalianda menerapkan digitalisasi administrasi pembinaan, penguatan program asimilasi, dan pengelolaan kapasitas hunian secara efisien. Pendekatan ini tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga memastikan hak warga binaan terpenuhi dan pembinaan tetap berkualitas. Solusi ini menjadi model bagi unit pemasyarakatan lain dalam mengatasi tantangan overcapacity.
Pusat Edukasi dan Pelatihan untuk Warga Binaan
Lapas Kalianda mengembangkan program pendidikan dan pelatihan vokasi bagi warga binaan, termasuk program Kejar Paket C, keterampilan menjahit, sablon, dan melukis. Beberapa peserta bahkan berhasil mendapatkan Sertifikat Kompetensi, menegaskan bahwa pembinaan di lapas mampu mencetak tenaga kerja siap pakai. Melalui kolaborasi dengan lembaga pendidikan, Lapas Kalianda menjadi pusat pengembangan potensi yang nyata bagi warga binaan.
Beni Nurrahman menegaskan, “Kami membina dengan hati, menjaga dengan integritas, dan memulihkan dengan karya. Tujuan kami jelas: agar warga binaan tidak hanya bebas dari pidana, tetapi juga bebas dalam makna kehidupan—siap berdaya, berkontribusi, dan menjadi manusia baru yang bermartabat.”
Dengan berbagai inovasi ini, Lapas Kelas IIA Kalianda menegaskan posisi sebagai simbol Pemasyarakatan Modern yang selaras dengan visi Kemenimipas: Aman, Humanis, Produktif, dan Berwibawa. Prestasi ini menunjukkan bahwa transformasi pemasyarakatan bukan sekadar jargon, tetapi implementasi nyata yang berdampak pada kualitas hidup warga binaan dan masyarakat sekitar.***







