SAIBETIK– Lapas Kelas IIA Kalianda lagi-lagi tunjukkan inovasi dalam pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Senin (10/11/2025), Lapas ini resmi membuka pelatihan budidaya maggot, bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan ini nggak cuma sekadar pelatihan biasa, tapi jadi langkah strategis untuk menyiapkan WBP lebih mandiri dan siap berdaya setelah kembali ke masyarakat.
Sebanyak 40 orang WBP antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka dibimbing langsung oleh dua pemateri dari Kelompok Ternak Budidaya Maggot Lampung Selatan. Pelatihan ini nggak cuma teori doang, tapi juga praktik nyata tentang cara mengelola budidaya maggot yang punya nilai ekonomis tinggi dan ramah lingkungan. Peserta belajar mulai dari tahap persiapan media, pemeliharaan larva, hingga pengolahan maggot untuk dijadikan pakan ternak atau produk lain yang punya potensi bisnis.
Kalapas Kalianda, Beni Nurrahman, menekankan bahwa pelatihan ini bagian dari strategi Lapas dalam pembinaan berbasis kemandirian. Menurutnya, keterampilan ini nggak hanya penting buat masa di dalam lapas, tapi juga jadi bekal hidup setelah bebas.
“Pelatihan ini lebih dari sekadar belajar teknik budidaya. Ini soal membangun mental, meningkatkan kapasitas diri, dan membuka peluang ekonomi. Harapannya, warga binaan bisa menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang produktif dan bertanggung jawab,” ujar Beni.
Suasana pelatihan berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Para peserta aktif bertanya, berdiskusi, dan langsung praktik. Ada semangat “belajar sambil kerja nyata” yang bikin kegiatan ini terasa hidup dan aplikatif. Bahkan beberapa peserta sudah mulai menyiapkan rencana untuk mengembangkan usaha maggot sendiri setelah keluar dari Lapas.
Selain nilai ekonomi, budidaya maggot juga punya sisi lingkungan yang positif. Larva maggot efektif mengurangi sampah organik dan bisa dijadikan pakan hewan alternatif yang sehat, jadi peserta juga diajarkan pentingnya kontribusi terhadap lingkungan.
Kegiatan ini sekaligus jadi bukti bahwa pembinaan WBP bisa dikemas dengan cara inovatif dan relevan dengan kebutuhan zaman sekarang. Lapas Kalianda membuktikan kalau warga binaan bisa diberi kesempatan untuk belajar keterampilan baru, berdaya, dan siap bersaing di masyarakat, bukan sekadar menunggu masa hukuman selesai.
Dengan pelatihan ini, Lapas Kalianda berharap lahir generasi WBP yang mandiri, kreatif, dan punya peluang ekonomi nyata. Pelatihan budidaya maggot ini jadi contoh nyata bagaimana pembinaan bisa mengubah paradigma, dari sekadar menjalani hukuman menjadi menyiapkan masa depan yang lebih baik.***








